Mohon tunggu...
Marchella Aryanti Safitri
Marchella Aryanti Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Ilmu Komunikasi - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membatasi Empati Agar Tidak Terjerat Tipu Daya Seorang Narcissistic Personality Disorder (NPD)

23 Juli 2024   10:47 Diperbarui: 23 Juli 2024   10:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thewrightinitiative

Dikutip dari halodoc, NPD atau Narcissistic Personality Disorder adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang memiliki pandangan diri yang berlebihan dan memerlukan pujian yang berlebihan serta tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain sehingga dalam lingkup masyarakat mereka hanya berpusat pada kepentingan diri sendiri supaya mampu memanfaatkan orang-orang disekitarnya.

Orang dengan gangguan NPD sering menggunakan manipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin berusaha membuat kita merasa bersalah atau tidak berharga jika kita tidak memenuhi harapan mereka, yang dapat membuat kita merasa seperti tersangka ataupun pelaku dari kesalahan yang mereka perbuat.

Orang dengan gangguan NPD sering kali mendekati orang yang memiliki empati tinggi, menjebaknya masuk ke dalam permainannya dan menargetkan orang tersebut untuk menjadi suplai selanjutnya. Karena kebutuhan mereka untuk mengontrol dan memanipulasi, orang-orang dengan empati tinggi cenderung memberikan perhatian dan penghargaan yang mereka inginkan. Hal ini menciptakan siklus di mana NPD merasa mendapat pengakuan lebih baik tentang diri mereka sendiri ketika mendapatkan respons positif dari orang lain.

Seorang NPD senang mengeksploitasi orang-orang dengan empati tinggi, yang dapat menyebabkan trauma dan masalah kesehatan mental bagi orang-orang berempati. Mereka sering kali memainkan peran korban untuk mendapatkan perhatian dan simpati dari orang lain sehingga dapat membuat orang-orang dengan empati tinggi merasa seperti mereka dapat membantu dan mengubah perilaku seorang NPD. Namun, semua itu hanyalah strategi seorang NPD untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Banyak yang tak menyadari seseorang dengan gangguan mental narcissistic personality disorder, mereka hidup selayaknya orang normal di setiap lingkungannya, mereka pandai memikat dan memakai topeng untuk menutupi sifat aslinya jika bertemu orang baru. Orang dengan gangguan NPD terlihat seperti orang yang tak perlu dijauhi bahkan seringnya disukai oleh masyarakat sekitarnya, namun mereka sangat berbahaya jika kita tidak mewaspadai dan tidak memberi batasan kepada mereka.
Seseorang yang sudah terjerat hubungan dengan NPD akan merasakan lelah batin, fisik, hingga gangguan kesehatan mental. Karena terlalu sering menghadapi seorang NPD yang pada dasarnya sangat abusive, sifatnya jungkat-jungkit, kadang baik, kadang jahat, manipulator, gaslighter, emosinya tidak terkendali dan pemikirannya tidak masuk di akal oleh orang normal, juga sering membesarkan masalah masalah kecil. Namun, banyak sekali orang-orang yang sulit lepas dari seorang narcissist. Kenapa?

Ingat bagaimana mereka datang pertama kali ke dalam kehidupan kita? Yups. Seorang NPD saat pertama kali bertemu dengan orang disekitarnya sangat dipandang baik, karismatik, ramah, penolong, kemudian saat semakin dekat mereka akan bercerita sebagai korban di kehidupan masa lalu nya, menimbulkan rasa ingin dikasihani dan bergantung kepada targetnya. 

Disinilah seseorang akan mulai terikat dengan seorang NPD, sebagai manusia yang punya empati, seseorang yang di dekati oleh seorang NPD akan merasa bersalah jika sampai meninggalkan mereka dan terikat pada rasa takut, rasa kasihan, dan percaya mereka akan berubah jika kita sabar dan menuruti semua yang diinginkannya, semua itu membuat seseorang yang berempati tinggi terus memilih untuk tetap bertahan sekalipun sakit.

Hal ini bisa menyebabkan korban dari seorang NPD mengalama trauma bonding. Trauma bonding merupakan sebuah pola kelekatan yang dimiliki seseorang terhadap pelaku kekerasan, meskipun mengalami kekerasan secara berulang. Karena dalam otak korban sudah kecanduan roller coaster hormonal, yaitu korban sudah terbiasa dengan perjalanan emosional naik turun yang dilakukan seorang NPD terhadapnya sehingga merasa membutuhkannya.

Ketika Narcissist membuat drama abusive, manipulasi, kasar, marah besar, disitu korban dalam keadaan stres dan ketika dalam keadaan sangat stres, tubuh ini mengeluarkan hormon stres yang disebut kortisol. Kejadian itu sangat membuat lelah, dan setelah itu Narcisisst bakal menghunjani dengan cinta, perhatian dan permintaan maaf atas semua yang terjadi, disaat itu korban dapat banyak zat kimia yang membuatnya jauh lebih baik, Dopamin.
Kortisol lalu setelahnya Dopamin yang buat korban merasa dalam keadaan sangat baik, itulah yang membuat korban sulit lepas dari seorang NPD. Hal ini juga yang membuat korban berpikir atau merasa dia mencintai si NPD.

Jika terus menerus terjadi efek dari Trauma bonding sangatlah berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental korban. Untuk itu, kita sangat perlu memberi batasan emosional kepada siapapun yang baru kita temui. Sebab seorang NPD selalu ada di setiap lingkup masyarakat dan pandai mempermainkan seseorang dengan sifat manipulasi dan liciknya. Berikut pencegahan yang dapat kita lakukan agar tidak terjerat oleh tipu daya seorang narcissist:
1. Mengenal lebih dalam tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD)
Ketahui ciri dan gejala NPD dapat membantu dalam mengenali orang dengan penderita gangguan ini dan sadar akan tanda-tanda awalnya.
2. Menjaga batas
Mengatur batasan saat berhubungan dengan siapapun dan mengkomunikasikan dengan jelas apa yang diharapkan dari hubungan.
3. Tidak terbawa perasaan
Menjaga batasan emosinal saat bertemu dengan siapapun sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh seseorang, dan utamakan selalu berpikir menggunakan logika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun