Gender bukan merupakan bahasan yang baru dalam bidang sosial, hukum, keagamaan dan lainnya. Namun, pembahasan tentang gender selalu menjadi hal yang menarik untuk terus dan atau kembali dibahas. Dalam kehidupan sehari-hari, gender masih sering diartikan sebagai hal yang sama dengan jenis kelamin. Jika dijelaskan secara singkat, gender bukanlah penjelasan tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam pandangan biologis .
Dalam beberapa budaya, perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki dan mungkin tidak memiliki hak yang sama atau tidak diakui secara sama. Dalam budaya lain, perempuan dianggap setara dengan laki-laki dan memiliki hak yang sama.
Perempuan sering muncul dalam iklan untuk mempromosikan produk atau jasa. Perempuan yang digunakan dalam iklan umumnya dipilih karena dianggap menarik atau cantik menurut standar kecantikan yang berlaku di masyarakat tersebut. Perempuan yang muncul dalam iklan seringkali dianggap sebagai simbol atau lambang dari produk atau jasa yang dipromosikan, dan mungkin tidak memiliki kaitan langsung dengan produk atau jasa tersebut.
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dipandang dari segi sosial budaya. Gender dibentuk oleh masyarakat dan bukan bersifat kodrati. Â Sedangkan konsep gender, adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang merupakan: pertama, hasil konstruksi sosial maupun kultural, misalnya perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.
Dalam era globalisasi ini, di mana persaingan bisnis semakin ketat, peran iklan menjadi semakin penting. Iklan bukan hanya alat untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun citra merek dan mencapai tujuan bisnis jangka panjang.
Selain itu sebagai media dengan tujuan untuk mempromosikan, menginformasikan, atau mempengaruhi audiens terkait suatu produk, layanan, ide, atau merek.
Iklan dipandang berhasil apabila mampu menarik minat audience untuk terlibat dalam memahami pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut.Kegiatan periklanan membutuhkan adanya suatu media, yaitu media periklanan yang meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan pada calon pembeli. Dari berbagai media yang digunakan sebagai sarauna untuk beriklan, televisi merupakan salah satu media yang cepat dalam penyampaian pesan bagi produsen untuk mengiklankan produknya.
Periklanan sebagai sebuah sistem komunikasi massa, kini cenderung menjadi parameter atau implementasi wacana gender yang menggugat adanya bias-bias ketidakadilan gender. Periklanan kini dengan agak sinis dikatakan sebagai sarana legimitasi hegemoni ideologi maupun pelestari dominasi ideologi patriarkis. Kecenderungan menggunakan periklanan sebagai contoh arena bentuk subordinasi perempuan memang mudah sekali dimunculkan. Hal ini disebabkan periklanan memang merupakan bentuk komunikasi yang sering memunculkan kode-kode sosial sebagai fragmentasi realitas sosialnya, di mana kode-kode sosial tersebut tidak jarang pula mengadopsi stereotipe, asosiasi-asosiasi, refleksi kultural, ideologi serta pola jender yang ada di masyarakat (Anne, Anastasi, 1989:439).
Mengapa ini semua terjadi karena adanya, perubahan sosial, adanya Tayangan-tayangan iklan pada televisi tentu saja dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat, khususnya dalam hal ini adalah gender. Sehingga stereotipe gender muncul dan menjadi sebuah permasalahan yang banyak dikaji oleh berbagai pihak. Perempuan yang tampil pada iklan lebih dianggap cocok dan menyegarkan jika di lihat dibandingkan laki-laki.
Dengan contoh iklan Alat kontrasepsi (Kondom). Dalam iklan tersebut selalu menampilkan wanita dengan paras yang cantik dan seksi. Dengan secara tak langsung tubuh sang wanita tersebut sudah menjadi alat komoditi simbolik dan alat dagang demi kepentingan bisnis. Selain itu juga alat tersebut di ceritakan bisa memuaskan pasangan hingga berkali-kali. Masyarakat yang melihat secara tak langsung bisa membayangkan jika alat kontrasepsi tersebut di gunakan dan bisa juga imajin dengan wanita yang ada di dalam iklan televisi dan Dengan sadar posisi wanita sudah di rendahkan.
Teori yang relevan adalah teori Nature dan Nurture, Masuknya paham feminisme harus disikapi dengan kritis, karena secara historis tidak membuat wanita menjadi lebih baik. Selain karena problem dalam konsepnya juga karena akibat negatif yang ditimbulkannya. Kehati-hatian juga sangat dibutuhkan, karena seringkali para pegiat gender menunjukkan fakta tentang ketertinggalan perempuan serta penindasan atasnya, Pada hakikatya, laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama Keduanya memiliki tujuan serta amanah yang sama.
Selain itu juga berdampak terhadap beberapa kehidupan masyarakat seperti. Muncul masyarakat konsumtif, adanya budaya hedonistik, budaya modern insani.
Iklan bukan lagi memberikan sebuah informasi mengenai produk tertentu, melainkan sudah menjadi media yang menawarkan ideologi gaya hidup dan citra imajin.
Dosen Pengampu     : Dr. Merry Fridha Tripalupi., M.Si