Perjalanan dapat diteruskan dengan menikmati pemandangan alam yang eksotik yaitu sawah berundak di desa Dile, Â dan melihat batu berbentuk Perahu (Waturajo) dan kuburan tradisional (Rate Laki) kemudian menuju desa-desa tradisional seperti Saga, Kelikiku, Puutuga, dan Sokoria.Â
Kembali ke rute ke Ende- Kelimutu dengan melewati desa tradisional Detubapa yang terkenal dengan kebun contoh (agrowisata) di Km 29, kebun sayur, cengkeh dan sawah berundak sepanjang perjalanan sebelum dan sesudah Detusoko.
Di Detusoko kita dapat menginap di Wisma Santo Fransiskus dan menikmati sumber air panas Koka, mengunjungi Gua Maria, desa tradisional dan Gereja tua dan desa wisata Detusoko Barat.
Dalam perjalanan ke Nduaria, kita dapat mengunjungi desa tradisional Wologai, melihat Mumi di desa Nuaone serta melihat panorama indah Gunung Kelimutu dari kejauhan.Â
Kita juga dapat membeli sayur-sayuran dan buah-buahan lokal seperti pisang beranga, alpukat, jeruk, markisa di pasar tradisional Nduaria sekaligus mengunjungi desa tersebut, lanjut ke desa Nuamuri dan menikmati keindahan alamnya dan air terjun Lia Kutu serta kebun contoh sayur dan buah miliknya Almh. dr. Regina.
Di Moni (Koanara) kita dapat menginap di hotel-hotel dan homestay seperti Daniel Lodge, Sao Ria Wisata Bungalow, Hotel Flores, Arwanty Homestay, Amina Moe Homestay, dan penginapan lainnya.
Untuk menyaksikan sunrise dan keajaiban danau tiga warna Kelimutu, kita harus bersiap-siap menjelang subuh. Sekitar pukul 04.00 Witeng, kita dapat berjalan kaki (hiking) atau menyewa kendaraan sambil menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan.Â
Memasuki kawasan Kelimutu, pengunjung diharuskan membeli karcis masuk di pos jaga Taman Nasional Kelimutu di Manukako. Pos jaga ini juga berfungsi sebagai pos pemantau gunung berapi.Â
Pengunjung dapat memperoleh informasi tentang Kelimutu dan meminta pemandu wisata. Di sekitar danau ada tempat pelataran  parkir kendaraan dan juga para pedagang dari UMKM setempat. Ada juga Gua Belanda.
Selanjutnya menyusuri jalan setapak sepanjang pegunungan, lembah dan jurang yang dikelilingi hutan dan bunga di sekitarnya seperti Edelweis dan cemara gunung, melihat batu alam khas gunung berapi.Â
Terdapat pula spesies burung yaitu burung gerugiwa yang dapat meniru dan merubah nada suaranya sebanyak 12 kicauan yg berbeda, juga kera atau monyet sepanjang jalan setapak sampai ke danau Kelimutu.