Mohon tunggu...
Marcello Dinesh Asyela
Marcello Dinesh Asyela Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya Marcello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kita dan Anekdot

21 Mei 2023   09:17 Diperbarui: 21 Mei 2023   09:27 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teks berjudul "merindukan sosok pemimpin humoris" ini menguraikan tentang era Gus Dur yang mana dalam pemerintahannya Gus Dur seringkali mengawali pidato atau bahkan menanggapi dengan cerita atau kata-kata yang berisi lelucon. Namun dibalik lelucon ini tetap ada makna mendalam yang berisi pesan Gus Dur dan tanggapannya tentang permasalahan yang sedang dihadapi saat itu. Teks anekdot mungkin sudah sering kita dengar ataupun beberapa dari kita mungkin belum pernah mendengarnya.

Sosok Gus Dur ini memang mengingatkan kita mengenai anekdot itu sendiri. Tetapi apasih teks anekdot itu? Teks anekdot adalah teks yang berisi pesan kepada suatu pihak tetapi dikemas dalam bentuk cerita lelucon. Singkatnya anekdot ini bisa disebut sindiran. Tujuan teks anekdot dibentuk sebagai lelucon adalah agar pendengarnya lebih tertarik dan terhibur untuk membacanya. Selain itu teks anekdot juga dapat disampaikan saat sedang pidato agar sebuah pidato tidak terkesan monoton. 

Contoh teks anekdot adalah sebagai berikut : Suatu hari, anak kecil memanjat pohon rambutan tetangganya. Ia tiba-tiba ketahuan pemilik pohon. "Hoi! Anak bandel! Turun kamu! Ambil rambutan orang seenaknya. Nanti saya laporkan bapak kamu, biar tahu rasa! Mana bapakmu?" bentak si pemilik pohon. Dengan gugup, anak itu melihat ke atas pohon sambil berkata, "Ayah, kita ketahuan!" (Sumber cerita : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6436280/32-contoh-teks-anekdot-struktur-dan-ciri-cirinya) Teks ini unik karena ada sebuah plot yang bisa dibilang mengejutkan dan lucu. 

Dalam teks tersebut kita diperlihatkan situasi seorang anak kecil yang hendak mencuri rambutan namun ketahuan tetangganya. Tetangganya pun mengancam akan melaporkan anak itu kepada bapaknya. Tapi tak disangka ternyata bapak dari anak itu juga ikut serta dalam mencuri rambutan. Teks tadi cukup menggelitik bukan? Itulah fungsi utama dari teks anekdot. Tapi tahukah teman-teman semua jikalau selain sebagai hiburan, teks anekdot juga memiliki sebuah makna tersirat yang bisa menyinggung kehidupan sosial yang saat ini kita alami. 

Seperti pada teks tadi yang menyinggung tentang orang tua yang seharusnya menjadi pendidik agar anaknya berperilaku sepantasnya justru menjadi dalang dibalik tindakan tidak baik seorang anak. Hal ini menunjukan apabila kita koorelasikan dengan konteks kehidupan sosial, teks anekdot memiliki makna terselubung yang cukup dalam. Kesimpulannya teks anekdot merupakan teks yang berfungsi sebagai hiburan.

Tetapi kita juga mesti mampu menghubungkan teks anekdot pada kehidupan nyata agar pesan yang coba disampaikan penulis dapat kita tangkap dengan baik. Namun tak boleh dipungkiri bahwa tujuan teks anekdot hanyalah hiburan semata, jadi tidak wajar apabila salah satu pihak tersinggung oleh pesan yang disampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun