Fenomena yang kami pilih adalah perkembangan perayaan hari valentine yang terus mendunia. Menurut kami fenomena ini cukup menarik karena dari beberapa sumber yang kami baca menjelaskan bahwa pada awalnya hari valentine hanya ada di beberapa negara yang bahkan bukan merupakan hari kasih sayang seperti yang kita kenal sekarang. Dijelaskan bahwa terdapat beberapa versi tentang sejarah munculnya hari valentine. Kami mengambil 2 versi dari sejarah yang ada. Pertama, hari valentine pada awalnya untuk peringatan tentang dihukumnya pendeta Valentine di Roma. Kedua, hari valentine pada awalnya berasal dari Festival Lupercalia yang merupakan tradisi bangsa Romawi yang awalnya tidak bermoral karena berkaitan dengan hal-hal yang berbau seks, lalu diubah menjadi lebih baik dan bermoral dalam bentuk hari Valentine.Â
Fenomena ini dapat diteliti menggunakan tradisi sosiokultural karena tradisi sosiokultural ini berperan penting dalam melihat bagaimana perayaan valentine ini menyebar dan dapat diterima hampir ke seluruh dunia. Padahal pada sejarahnya, hanya beberapa negara saja yang memperingati. Bahkan, pada sejarahnya pun makna valentine berbeda dengan di masa sekarang ini. Maka tradisi ini berperan dalam melihat bagaimana budaya valentine ini dapat berkembang bahkan menyebar dan mempengaruhi budaya lain dengan berbagai perbedaan norma, adat istiadat, bahkan kebiasaannya.Â
Penelitian untuk fenomena ini dapat menggunakan paradigma konstruktivisme karena fenomena ini dapat dilihat dari bagaimana realitas sosial berupa perayaan valentine ini menjadi hasil dari konstruksi sosial. Dengan paradigma ini kita dapat melihat fenomena perayaan valentine dari sisi bagaimana pembentukan dan pengembangan perayaan valentineini hingga akhirnya mendunia dan dapat diterima di berbagai kalangan masyarakat.Â
Metode yang dapat digunakan untuk meneliti fenomena ini adalah metode kualitatif karena untuk meneliti fenomena dapat dilakukan dengan wawancara ke berbagai kalangan masyarakat. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembentukan makna bagi setiap orang terkait dengan perayaan valentine dan bagaimana bisa menerima adanya budaya valentine ini. Sehingga, hasil yang didapatkan pastinya bersifat subjektif berdasarkan pada setiap narasumber yang diwawancara. Fenomena ini juga pastinya bersifat subjektif karena semuanya tergantung pada pribadi masing-masing orang bagaimana orang memaknai dan menyikapi perayaan valentine itu sendiri.Â
Fenomena ini dapat menggunakan teori imperialisme karena melihat bahwa budaya perayaan valentine ini tersebar luas hingga hampir ke seluruh dunia bahkan mempengaruhi budaya dan kebiasaan di berbagai wilayah. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sangat mempengaruhi tersebarnya berbagai budaya bahkan hingga mempengaruhi budaya lain.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-4427963/sejarah-dan-legenda-di-balik-hari-valentineÂ
https://img.inews.co.id/media/600/files/inews_new/2021/02/14/grafis_sejarah_valentine__1_.jpegÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H