Hari Ketiga: Menghayati Kehidupan Pesantren dan Refleksi
Pada hari terakhir, saya dan teman-teman melakukan refleksi mengenai apa yang sudah kami pelajari selama tiga hari dua malam di pesantren. Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, seperti bertani, beternak, dan belajar agama, semua saling berkaitan dan memberikan pemahaman bahwa kehidupan di pesantren adalah tentang keseimbangan antara jasmani dan rohani. Di pesantren, kami tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga cara hidup yang sederhana dan bermanfaat bagi sesama.
Selama di pesantren, saya merasa bahwa saya semakin memahami arti dari toleransi. Toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang saling menghormati dan bekerja sama meskipun kita memiliki pandangan yang berbeda. Toleransi membangun kedamaian dalam komunitas dan membantu menciptakan kehidupan yang harmonis. Di pesantren Al-Ittifaq, kami melihat bagaimana para santri hidup dalam komunitas yang sangat menghargai perbedaan dan saling mendukung satu sama lain.
Kesimpulan: Toleransi Adalah Kunci Kehidupan Harmonis
Ekskursi ke Pesantren Al-Ittifaq memberikan saya banyak pelajaran tentang bagaimana hidup berdampingan dengan penuh rasa hormat. Kami belajar bahwa hidup bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang merayakan perbedaan tersebut. Toleransi adalah pondasi dari kehidupan yang damai, dan itu dimulai dari pemahaman yang mendalam dan tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Saya pulang dari pesantren ini dengan hati yang lebih terbuka dan pikiran yang lebih luas tentang pentingnya toleransi. Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa meskipun kita semua berbeda, kita tetap bisa hidup bersama dengan penuh rasa hormat, bekerja sama untuk kebaikan bersama. Toleransi bukan hanya nilai yang diajarkan, tetapi juga nilai yang harus terus dipraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H