Mohon tunggu...
Marcellino Putra Budiman
Marcellino Putra Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa dari universitas Bina Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manfaat Luar Biasa dari Minyak Kulit beras: Kekuatan Alami yang Tersembunyi

12 Februari 2024   12:43 Diperbarui: 12 Februari 2024   13:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia pertanian, beras dikenal sebagai salah satu sumber makanan pokok yang paling penting bagi sebagian besar populasi di seluruh dunia. Namun, dalam proses produksi beras, ada satu unsur yang sering diabaikan, yaitu kulit beras. Meskipun sering dianggap sebagai limbah, kulit beras memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan nilai dari limbah ini adalah dengan mengolahnya menjadi minyak kulit beras. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi proses pengolahan kulit beras menjadi minyak, serta manfaat luar biasa yang dapat ditawarkannya untuk kesehatan dan kecantikan.

Dedak padi/Rice bran merupakan limbah yang dihasilkan pada saat padi digiling atau digiling. Bagian ini tidak digunakan untuk beras karena dapat merusak dan memperpendek umur simpan beras. Namun belum banyak yang  mengetahui bahwa bekatul dan bekatul kaya akan nutrisi yang memberikan efek positif bagi kesehatan. Protein dedak padi banyak mengandung lisin sehingga mempunyai nilai gizi yang  relatif tinggi. Lisin berfungsi sebagai asam amino esensial. 

Nilai PER (rasio efisiensi protein) dedak padi sebesar 1,6 hingga 1,9. Tabel 1 menunjukkan bahwa bekatul juga mengandung serat, asam lemak tak jenuh, sterol, protein, dan  mineral. Serat pangan, disebut juga  serat kasar, merupakan komponen tumbuhan yang dapat dimakan yang tersusun dari karbohidrat yang tahan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia dan difermentasi sebagian atau seluruhnya di usus besar.

Dedak padi mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan pangan. Selama ini  dedak padi hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dedak padi mengandung 42,4% asam oleat dan 36,4% asam linoleat. Dedak padi yang merupakan hasil samping ekstraksi minyak dapat digunakan sebagai suplemen protein pada produk biskuit. Minyak dedak padi terbukti diklasifikasikan sebagai  asam lemak tak jenuh. Bekatul memiliki nilai gizi yang tinggi dan tidak hanya dapat diolah menjadi minyak nabati, tetapi juga makanan kesehatan dan kosmetik. Minyak dedak padi mengandung oryzanol, sumber antioksidan alami yang dibutuhkan manusia. Oleh karena itu minyak dedak padi dapat diaplikasikan sebagai zat antioksidanpada sabun cair. Adanya berbagai kandungan dan nutrisi dedak padi yang besar ini, maka potensi pemanfaatannya menjadi cukup besar pula [1].

Pengolahan minyak dedak melibatkan dua elemen penting: stabilisasi dan ekstraksi. Stabilisasi bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase pada dedak sehingga menghasilkan peningkatan rendemen minyak  dan penurunan kandungan asam lemak bebas. Stabilisasi dapat dilakukan secara kimia atau termal. Karena termostabilisasi, enzim lipase yang terkandung dalam dedak dinonaktifkan dalam beberapa menit pada suhu 100-200 °C. Pemanasan dilakukan dengan injeksi uap panas, kontak dengan udara panas, pemanggangan atau pemasakan ekstrusi. Ekstraksi adalah suatu metode ekstraksi lemak dan minyak  dari zat yang diduga mengandung lemak dan minyak. 

Metode ekstraksi pelarut digunakan untuk mengekstraksi minyak dari dedak padi. Berbeda dengan komponen dalam campuran, pemisahan minyak dedak dari dedak padi melibatkan proses ekstraksi padat-cair atau pelindian. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah suatu proses yang mencampurkan zat padat dan zat cair dengan cara mengontakkannya dengan pelarut, kemudian memisahkan zat terlarut yang terkandung dalam zat padat tersebut. Zat terlarut kemudian dipisahkan dari padatan saat larut dalam pelarut. Ekstraksi padat-cair mempunyai dua fase: fase luapan (ekstrak) dan fase aliran bawah (rafinat/biji) [2].

Metode ekstraksi dibagi menjadi beberapa jenis berikut [2]: 

1. Maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam larutan penyaring. Cairan penyaring menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel yang mengandung bahan aktif. Karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan obat di dalam sel dengan larutan obat di luar sel, maka obat tersebut larut sehingga larutan obat dengan konsentrasi tertinggi terdorong keluar. Proses ini berulang, sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel.

2. Pada metode perkolasi, Simplisia diekstraksi dengan cara melewatkan secara perlahan suatu pelarut yang sesuai di atas Simplisia dalam perkolator. Tujuan osmosis adalah untuk memastikan penyerapan nutrisi secara lengkap. Biasanya dilakukan untuk nutrisi yang tahan atau tidak tahan terhadap panas. Cairan filter mengalir dari atas ke bawah melalui bubuk, melarutkan komponen aktif sel yang dilewatinya hingga tercapai saturasi. Pergerakan ke bawah disebabkan oleh gravitasinya sendiri dan gaya fluida di atasnya, dan dimoderasi oleh gaya kapiler yang cenderung melawannya. Gaya yang terlibat dalam osmosis meliputi gravitasi, viskositas, kelarutan, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, gaya kapiler, dan gaya geser. 

3. Metode refluks adalah suatu metode sintesis senyawa anorganik, yaitu metode refluks. Metode ini digunakan ketika pelarut yang mudah menguap digunakan selama sintesis. Dalam keadaan ini, pelarut akan menguap pada pemanasan normal suhu tinggi, tetapi karena didinginkan oleh kondensor, pelarut yang diuapkan mengembun di kondensor dan kembali ke bejana reaksi, meninggalkan pelarut yang tersisa selama reaksi. Sebaliknya aliran gas N2 bersifat reaktif terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik, sehingga disuplai sedemikian rupa sehingga uap air dan gas oksigen tidak dapat menembus.

4. Metode sokslasi adalah suatu metode atau prosedur dimana seluruh komponen yang diinginkan dalam suatu padatan diisolasi dengan cara menyaringnya berulang kali melalui pelarut tertentu. Sokslasi digunakan dengan pelarut organik tertentu. Setelah didinginkan, pelarut dikembalikan secara berkala ke dalam labu berisi senyawa untuk diisolasi dengan cara dipanaskan sehingga uap yang dihasilkan terus menerus membasahi sampel. Pelarut yang memindahkan senyawa dalam labu  destilasi dapat diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk menghilangkan kembali pelarutnya. Ketika campuran organik terdapat dalam padatan cair atau padat, campuran tersebut dapat diekstraksi menggunakan pelarut ekstraksi yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun