Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Kala Tragedi Jadi Guyonan

9 Maret 2016   09:16 Diperbarui: 9 Maret 2016   10:06 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produksi ke 143, Teater Koma kembali menggugah para penikmat teater di Gedung Kesenian Jakarta. Gelak tawa kembali menghiasi tingkah para lakon, yang sudah berdiri sejak tahun 1977 di atas panggung.

Semar Gugat, yang pernah ditampilkan di tahun 1996, kembali di pertontokan bagi para pecinta sastra. Sebuah tragedi dimana Semar dipermalukan oleh Ksatria Arjuna dan calon istri barunya, Srikandi, atas bujukan Permoni, si empunya setan. Karya apik dari sutradara Nano Riantiarno yang disuguhkan lewat gerakan dan dialog-dialog tajam penuh sindiran mengenai situasi yang kerap terjadi di negeri ini.

Ide yang beyond human's thought membuat para penonton tergeleng-geleng. Adegan-adegan kecil yang membangunkan penonton lewat gelak tawa. Keluwesan para pemain yang selalu membuat kagum. Diakhiri dengan sentilan yang memancing pendapat publik akan keberadaan Semar yang bisa terjadi dimana-mana. Tidak ketinggalan lirik-lirik lagu yang mengena tepat di sasaran. Inilah yang identik dari Teater Koma.

[caption caption="Adegan Semar ditemani Bagong yang ingin memasuki Kahyangan untuk meminta bantuan Batara Guru."][/caption]Tim yang berhasil menjatuhkan hati para penonton dan membuat para penguasa bersungut-sungut lewat tema yang sering diangkat. Saya masih duduk di bangku sekolah, kala Teater Koma memikat hati saya lewat Republik Togog, garapannya di tahun 2004. Buta akan politik dan sastra tidak menghentikan saya untuk menikmati paduan kata-kata dan gerakan dibawah sorotan lampu. Kemudian, Teater Koma menjadi candu.

Berhasil atau tidaknya sebuah pertunjukkan, bukan dikarenakan sutradara seorang. Maka kesuksesan Teater Koma yang telah menginjak tahun ke 39 dikarenakan juga oleh semua pihak yang membantu. Penata gerak dan tari, musik, hingga para akor yang beraksi turut berhasil membuat Teater Koma menjadi kelompok teater yang paling ditunggu kemunculannya. Sekali lagi saya katakan disetiap akhir pertunjukkan Teater Koma, mereka sukses besar!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun