Rasa tak percaya masih menyelimutiku. Aku perhatikan huruf demi huruf tulisan Mario kepadaku. Aku tetap melihat huruf yang sama, tulisan yang sama, dan aku tetap membaca hal yang sama.
"Cinta?? Jatuh cinta dengan siapa?"
"Dengan kamu!"
begitulah penggalan percakapan kami yang terakhir. Aku bingung. Merasa disergap secara tiba-tiba. Aku tahu bahwa ini yang kuharapkan. Tapi apa betul bisa secepat ini Mario jatuh hati padaku? Aku harus tetap tenang, pikirku. Aku harus tetap terlihat terkontrol.
"Aah! Hehehee ngomong gitu aja kok lama banget sih," balasku pada Mario.
"Jadi, bagaimana?" tanya Mario.
"Yaahh kita lihat saja perkembangannya...," tulisku untuk Mario.
Belum sempat aku kirim balasanku itu, tiba-tiba hpku bunyi, ada panggilan masuk. Ku lihat siapa yang meneleponku, ternyata adik perempuanku. Ku angkat telepon itu.
"Iya Wi, ada apa?" sapaku padanya.
"Mama, kak, Mama...!" ucapnya panik.
"Iya, ada apa dengan Mama??" tanyaku juga panik.