oleh: Ananda Keisya Pratiwi & Marcella Salsalina Ginting
Desa Marongge, yang terletak di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, merupakan kawasan dengan potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai geopark. Desa ini tidak hanya menyimpan kekayaan alam yang memikat, tetapi juga memiliki sejarah, budaya, dan ekologi yang unik. Semua elemen ini dapat menjadi landasan kokoh untuk menjadikan Marongge sebagai destinasi wisata edukasi yang berkelanjutan sekaligus mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Pesona Alam Desa Marongge
Desa Marongge menawarkan keindahan bentang alam yang memukau, dikelilingi oleh Gunung Tege dan Gunung Congkang. Desa ini juga memiliki hutan seluas 400 hektar yang berfungsi sebagai paru-paru desa dan menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna. Jalur menuju lokasi yang kami jalani seperti Gunung Tege memberikan pengalaman perjalanan yang penuh tantangan sekaligus memanjakan mata dengan pemandangan alam yang luar biasa. Di sisi lain, Gunung Congkang menjadi rumah bagi populasi kerbau yang banyak ditemukan di desa ini. Menurut warga Desa Marongge, hampir sekitar 700 ekor kerbau bisa dilepas di sekitar gunung tersebut.Â
Kerbau Marongge, spesies lokal yang unik, memiliki kebiasaan berendam di air, sehingga cocok ditempatkan di kawasan berair seperti waduk. Kehadiran kerbau ini tidak hanya menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat, tetapi juga berpotensi dikembangkan sebagai salah satu daya tarik utama geopark. Ketua Karang Taruna, Kang Handy, mengatakan bahwa dengan adanya bendungan yang dibangun kembali, sebagian masalah yang ada pada Desa akan terselesaikan seperti pengairan sawah, kerbau, dan lainnya. Kepala Dusun Nagrak, Pak Pepen, bahkan mengungkapkan bahwa jika bendungan di desa ini dibangun kembali, masyarakat berencana membeli anakan kerbau untuk dilatih. Selain dimanfaatkan untuk peternakan dan tradisi lokal, kerbau tersebut juga dapat dijadikan hiburan alam, seperti kerbau tunggangan yang menarik bagi wisatawan.
Sejarah dan Potensi Bendungan Marongge
Salah satu kisah penting dari Desa Marongge adalah tentang waduk yang dahulu pernah menjadi bagian vital dari kehidupan masyarakat. Waduk ini memiliki luas sekitar 3/4 hektar dan pernah berfungsi sebagai sumber pengairan utama untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Sayangnya, seiring waktu, air waduk mulai surut hingga bendungannya tidak lagi berfungsi. Kondisi ini berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam hal pertanian dan ketahanan air.
Pembangunan kembali bendungan di Desa Marongge menjadi salah satu langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan bendungan yang berfungsi, masyarakat dapat mengelola pengairan lahan pertanian secara lebih baik, mengurangi risiko kekeringan, dan meningkatkan produktivitas hasil tani. Selain itu, bendungan ini juga dapat dikembangkan sebagai objek wisata, seperti wisata air, memancing, dan wahana perahu. Kehadiran bendungan tidak hanya membawa manfaat ekonomi tetapi juga dapat menjadi habitat ideal bagi kerbau, memperkuat identitas desa sebagai kawasan geopark.