Mohon tunggu...
Marcella Putri cahyani
Marcella Putri cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halo, saya adalah seorang mahasiswa Jurnalistik di UIN Jakarta. Saya memiliki hobi mendengar musik, menonton film, dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyakit Masyarakat: Mengundi Nasib dengan Anak Panah

18 Juni 2024   20:16 Diperbarui: 18 Juni 2024   20:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Patologi sosial, penyakit masyarakat menurut Al-Quran. Patologi berasal dari kata pathos, yaitu penderitaan atau penyakit, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, patologi berarti ilmu tentang penyakit. Sementara itu, sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antarmanusia yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi. Oleh karena itu, patologi sosial diartikan sebagai ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap "sakit", disebabkan oleh faktor sosial atau ilmu tentang penyakit yang berhubungan dengan hakikat adanya manusia dalam hidup masyarakat. Ada 5 penyakit sosial yang juga termasuk indikator jahiliyah yaitu, khamar dan judi, poligami tanpa batas, dominasi laki-laki, anak dianggap beban/dibunuh, dan berbisnis dengan curang.

Mengundi nasib dengan anak panah juga menjadi salah satu perbuatan keji yang termasuk dalam patologi sosial. Mengundi nasib dengan anak panah sendiri dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah "Al Azlam." Sebelum islam datang, kegiatan tersebut dilakukan oleh masyarakat jahiliyah hingga menjadi kebiasaan mereka untuk menentukan aktivitas yang hendak dilakukan. Seperti, menikah, bepergian, menggali sumur, hingga menentukan hukuman kepada pelaku kriminal. Anak panah tersebut terbagi dalam tiga kelompok tulisan yang akan menentukan nasib orang yang mengundi. Tulisan pertama, "ya" artinya wajib dilaksanakan, kata "tidak" artinya menangguhkan aktivitas pada tahun itu hingga mereka melakukan pengundian lagi dan tulisan terakhir "diabaikan" yang artinya mereka wajib mengulanginya.

Lalu, turunlah al-Quran dan masuknya agama islam menjadikan kegiatan tersebut haram dilakukan. Sebab Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 3 dan ayat 90. Dalam surat itu dikatakan bahwa Allah SWT melarang perbuatan keji dan perbuatan setan seperti, berjudi, minuman keras, makan-makanan haram, dan mengundi nasib dengan anak panah.

Ada 3 tujuan turunnya al-Quran yaitu, memberitahukan, menyadarkan, dan mendidik. Tujuan turunnya surat al-Maidah ayat 3 dan ayat 90 adalah untuk memberitahukan kepada orang-orang yang beriman bahwa perbuatan keji tidak hanya minuman keras, berjudi, menyembah berhala, makan-makanan haram, tetapi mengundi nasib dengan anak panah juga menjadi perbuatan setan. Dan menyadarkan orang-orang beriman, untuk menjauhi hal-hal tersebut supaya mereka memiliki hidup yang beruntung serta mendidik umat islam bahwasanya iman menjadi dasar atau akar penyangga untuk menjauhi perbuatan tersebut, memahami dan menghayati makna-makna tersirat yang ada dalam al-Quran supaya hidup kamu lebih tentram dan beruntung.

Hidup memang sesungguhnya perjuangan. Kita berjuang untuk mendapatkan nasib baik, hasil yang baik, bahkan juga berjuang untuk menghadapi nasib yang buruk dan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Banyak pilihan sulit dalam hidup yang perlu kita ambil supaya hidup tetap berjalan seperti pekerjaan, menikah, pilihan yang menurut kita kecil saja bisa berdampak buruk. Oleh karena itu, kita terlalu takut untuk memilih suatu hal sehingga tanpa sadar kita ingin mengetahui bagaimana nasib kita dengan cara yang tidak sesuai dengan al-Quran, salah satunya ketika zaman jahiliyah yaitu mengundi dengan anak panah. Kalau sekarang, kita bisa coba dengan ramalan zodiak, dan pembacaan kartu tarot.

Padahal untuk mengatasi keraguan kita dalam memutuskan suatu hal, dan berusaha untuk mendapatkan nasib yang baik Rasullullah SAW sudah mengajarkan umatnya untuk melaksanakan solat sunnah dua rakaat, solat sunnah istikharah. Solat tersebut bisa menjadi sarana umat islam untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. Tidak hanya untuk membantu kita menemukan petunjuk, tetapi solat tersebut juga dapat memberikan ketenangan diri dan memberi kemantapan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun