Mohon tunggu...
Marcella
Marcella Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang yang ingin menjadi penulis.

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkenalan dengan Tari Lenggang Cisadane, Tarian Unik Asal Kota Benteng

26 Juni 2021   20:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   20:18 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tangerangnews.com

Tangerang atau yang biasa disebut Kota Benteng, kota dengan berbagai keunikan. Salah satunya adalah Tari Lenggang Cisadane. Tari ini diciptakan oleh Yunus Ahmad Sanusi pada tahun 2011 silam. Tarian ini diresmikan oleh pemerintah Tangerang sebagai salah satu tari yang digunakan dalam acara penyambutan tamu.

Tari Lenggang Cisadane sendiri memiliki makna tersendiri. Lenggang yang berarti gerakan berjalan dengan mengayunkan tangan, sedangkan untuk Cisadane sendiri diambil dari nama sungai yang menyusuri Kota Tangerang. Tari ini dijadikan sebagai tari penyambutan ketika ada tamu yang datang, karena tari ini memiliki sifat dasar dari Bangsa Indonesia.

Tari ini dikatakan unik karena kekhasannya yang memiliki empat unsur budaya dari kota ini, diantaranya Sunda, Betawi, Tionghua, dan Arab. Selain itu, yang menambah sisi kedaerahan dari tarian ini adalah musik pengiringnya yang menggunakan alat musil tradisional. Perpaduan musik ini membuat saya takjub karena sama sekali tidak menghilangkan sisi kedaerahan dari tarian ini, meskipun tarian ini masih sangat baru.

Kecantikan dari tarian ini patut diketahui oleh banyak orang, karena menampilkan sisi keceriaan, kelincahan, dan kecantikan dari gadis-gadis Kota Tangerang, seperti yang dipaparkan oleh penciptanya. Estetika tarian ini juga dipadukan dengan kostum yang mereka kenakan, yakni warna-warna yang cerah. Warna tersebutlah yang menambah kesan keceriaan dalam tarian tersebut, karena bagi saya untuk menampilkan sisi yang ceria atau muda sudah pasti harus menggunakan warna yang mendukung.

Tari Lenggang Cisadane termasuk sebagai tari yang cukup muda, mengingat kemunculannya di tahun 2011 menjadikan tarian ini mungkin masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Saya berpendapat bahwa Tari Lenggang Cisadane ini bisa dikenalkan melalui sosial media, karena kita juga sudah berada di era digital, di mana kita bisa melakukan semuanya hanya dengan gadget yang kita miliki. Perkembangan teknologi informasi membuat banyak muda-mudi di Indonesia jadi tergila-gila dengan budaya luar, bahkan hampir meninggalkan budaya sendiri.

Memperkenalkan budaya ke anak muda sangatlah penting, namun jika kita ingin memperkenalkannya juga tentu harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Bahkan sudah banyak platform yang bisa dijadikan wadah untuk memperkenalkan hal-hal baru kepada masyarakat. 

Pengenalan tari ini dapat dimulai dari asal-usulnya hingga ke gerakannya yang unik. Ada pula kelebihan dari sosial media adalah menjangkau hampir semua usia, bahkan bisa menjangkau hingga ke dunia internasional. Melalui Instagram, Facebook, Twitter, atau bahkan melalui Tiktok, kita bisa meyosialisasikan tentang tari ini mulai dari dibuat dalam bentuk motion graphic, video pendek, maupun dibuat ke dalam desain yang menarik.

Tari Lenggang Cisadane termasuk tarian yang cukup belia, karena baru diresmikan pada tahun 2011. Namun tari ini sudah dijadikan sebagai tari penyambutan tamu, karena tari ini terkandung budaya Indonesia yang cukup kental. Selain itu, tari ini juga menarik karena penari berpakaian warna cerah. Warna-warna cerah tersebutlah yang menjadi khas, dan membawa kesan ceria bagi saya. 

Saya merasa walaupun tarian ini sudah dikenalkan melalui sekolah-sekolah, namun sekarang mungkin terpaksa berhenti karena adanya pandemi ini. Maka dari itu, mengenalkan tarian ini melalui media sosial akan menjadi lebih mudah, karena banyak anak muda yang membuka sosial media setiap harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun