Mohon tunggu...
Marcella Rika Nuraini
Marcella Rika Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Behaviorisme dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

23 Mei 2024   06:55 Diperbarui: 23 Mei 2024   07:18 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru akan memperoleh gambaran yang terperinci mengenai kemampuan awal seorang anak yang nantinya akan berfungsi sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan disampaikan.

Guru akan mendapatkan gambaran dan jenis pengalaman yang telah dimiliki anak, sehingga dapat memberikan bahan yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh anak.

Guru dapat mengetahui sosio-kultural anak termasuk latar belakang keluarga, ekonomi, dan lain-lain.

Guru dapat mengetahui kebutuhan anak, mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui tingkat penguasaan yang sebelumnya telah diperoleh anak.

Merencanakan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak; untuk dapat memberikan layanan pembelajaran kepada semua kelompok siswa/anak, guru setidaknya menggunakan dua pendekatan yaitu:

Anak menyesuaikan diri terhadap materi yang akan diberikan dengan cara guru memberikan tes dan pengelompokan (tes dilakukan sebelum anak mengikuti pembelajaran).

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi individu siswa. Setelah melakukan analisis kemampuan awal siswa melalui tes, guru dapat mengevaluasi tingkat penguasaan materi pembelajaran dengan membaginya menjadi dua kelompok: siswa yang sudah memahami materi dan siswa yang belum memahaminya. Selanjutnya, guru dapat merencanakan strategi yang sesuai dengan situasi tersebut. Untuk siswa yang sudah memahami materi, pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan ko-kurikuler, di mana mereka diminta untuk menelaah dan membahas materi secara kelompok serta menyajikan hasilnya. Sementara itu, untuk siswa yang belum memahami materi, guru sebaiknya memberikan penjelasan menyeluruh di dalam kelas.[16]

Dalam pembelajaran teori ini juga berfokus terhadap suatu hukuman yang terjadi dilingkungan penddikan sebagai gambaran, seorang siswa ditertibkan karena melanggar peraturan dengan cara ditegur terlebih dahulu. Setelah mendapat teguran, siswa perlu mendapat hukuman jika masih melakukan kesalahan. Namun, tidak perlu menghukum murid jika mereka berhenti membuat kesalahan.

A. Kesimpulan

Behavioristik adalah suatu aliran dalam bidang psikologi yang melihat individu hanya dari perspektif fisik semata, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat, dan emosi individu dalam konteks pembelajaran. Menurut teori ini, fokus utama adalah untuk mencapai hasil-hasil yang jelas terkait dengan proses belajar siswa. Terdapat beberapa prinsip yang menjadi dasar teori belajar behavioristik, yaitu, konsekuensi-konsekuensi, kesegeraan konsekuensi, dan shaping.

Dalam praktiknya, teori ini diterapkan melalui tiga langkah utama yaitu akuisisi, resensi, dan transfer. Metode behavioristik ini sangat sesuai untuk mengembangkan keterampilan yang memerlukan latihan dan kebiasaan, seperti kecepatan, spontanitas, fleksibilitas, refleks, daya tahan, dan lain-lain. Contohnya termasuk percakapan dalam bahasa asing, mengetik, menari, penggunaan komputer, berenang, olahraga, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun