Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Saudara Sebangsa yang Merayakan Natal

25 Desember 2016   19:44 Diperbarui: 25 Desember 2016   19:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Hari ini 25 Desember Ummat Kristiani diseluruh dunia termasuk saudara sebangsa yang beragama Kristen juga merayakannya dengan penuh khidmat.Jauh sebelum hari ini pada bulan desember ini telah terlihat kemeriahan perayaan natal di berbagai tempat.Perayaan Natal dalam bentuk kebaktian digelar oleh organisasi,kelompok kelompok marga atau juga pada berbagai instansi pemerintah.

Sebagai seorang muslim saya sudah lama bergaul dengan teman teman yang beragama kristen dan karenanya dari percakapan dan perjumpaan dengan teman teman tersebut saya memperoleh gambaran bagaimana arti natal dalam perspektif kristen.Sebelum melanjutkan tulisan  ini saya juga mohon maaf seandainya nanti ada istilah atau tafsir teologis yang tidak tepat pada artikel ini dan seandainya itu ada tidak ada maksud kesengajaan apapun.

Ummat kristiani menyambut dengan sukacita perayaan natal karena sebuah peristiwa besar datangnya "Juru Selamat" yang akan membebaskan manusia dari dosa yang membelenggu manusia akibat perbuatan Adam dan Eva.Karenanya wajarlah bersukacita karena manusia telah dibebaskan dari sebuah penderitaan besar.Dalam kaitan yang demikianlah dinyanyikan lagu lagu pujian yang berhubungan dengan pembebasan manusia dari dosa .Kidung kidung natal telah menggambarkan dengan jelas ekspressi kegembiraan menyambut peristiwa penting tersebut.Lagu lagu bertemakan Natal yang telah mendunia seperti "Haleluya " atau "Gloria in Exelcis Deo" juga melukiskan hal tersebut.Manusia terbebas dari dosa maka terciptalah kedamaian dengan ungkapan " Damai di Bumi".

Tetapi disisi lain kelahiran " Juru Selamat" bukanlah pada istana yang mewah tetapi justru pada palungan di kandang domba di Bethlehem tanah Yudea.Hal ini memberi makna keberpihakan kepada kesederhanaan dan memperjuangkan serta mengangkat harkat dan martabat mereka yang ada di lembah kemiskinan dan kepapaan.Malam kelahiran itu sangat ekspressif dan penuh emosional tertangkap pada lagu ,"Stillent Nacht","Malam Kudus" sebuah lagu rohani yang telah mengglobal yang diciptakan oleh Joseph Mor dan Franz Gruber.

Berkaitan dengan hal tersebutlah saya mencoba menangkap pesan natal atau apa arti  hari penting tersebut kepada saudara saya sebangsa yang merayakannya.
Semua kita menginginkan Republik ini dibangun diatas fondasi suasana yang damai sebuah negara yang sentosa.Konstitusi kita juga mengamanatkan perlu diwujudkannya perdamaian abadi diseluruh bumi ini.Begitu juga tentang keberpihakan kepada mereka yang papa dan miskin dengan jelas falsafah negara kita memberi arah yang jelas apa yang akan kita tuju Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dan dalam perspektif yang demikianlah saya menangkap rasa gembira yang mengisi relung relung jiwa saudara saya sebangsa yang merayakan natal.
Salam Persatuan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun