Dalam sekitar dua tahun ini kita selalu mendengar nada pesimis dari pernyataan- pernyataan Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu pernah menyatakan Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Ia juga menyebut Indonesia akan punah .Diberbagai kesempatan dia menyoroti kebocoran anggaran .Berbagai kritikan nya tentang kehidupan bernegara sering kita catat.
Semua nada pesimistis yang dinyatakannya itu patut diduga mengarah pada satu hal : untuk menyelamatkan Indonesia maka Jokowi harus diganti. Langsung atau tidak langsung ,mantan Pangkostrad itu ingin mengatakan ,semua kelemahan yang terjadi itu akibat kepemimpinan yang lemah dari Jokowi.
Walaupun sejak awal dirasakan tidak semua kesalahan berawal dari Jokowi tetapi karena dalam suasana kontestasi demokrasi ,wajarlah Prabowo menimpakan semua kesalahan itu kepada sosok yang juga merupakan rivalnya di tahun 2014 itu.
Wajar  Prabowo terus mengkritik ,demikian ucapan dalam hati .Tidak mungkinlah mantan Pangkostrad itu memuji prestasi mantan Gubernur DKI itu sementara fakta menunjukkan mereka sedang bersaing.
Terasa lucu lah kalau Prabowo memuji - muji keberhasilan pembangunan infra struktur Jokowi.Karenanya sangat wajar kalau kritik pedas terus dilontarkan nya kepada rivalnya itu walaupun kritikannya itu sering tidak ditopang oleh data maupun fakta yang akurat. Tetapi yang agak aneh justru pernyataan nya baru - baru ini yang mengatakan kekeliruan arah pembangunan sudah terjadi sejak masa Orde Baru .
Dengan pernyataan ini, secara implisit Prabowo mengakui bahwa berbagai kelemahan yang dipaparkannya itu tidak semuanya melulu karena kesalahan Jokowi. Mari kita simak pernyataan capres 02 itu sebagaimana dikutip dari Kompas.com ,6/2/2019 .
"Bahwa arah pembangunan Indonesia saat ini menuju kearah yang keliru .Kekeliruan tersebut terjadi sejak puluhan tahun lalu bahkan saat Orde Baru berkuasa ".
Hal ini diungkapkan nya saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia ( FSPMI) di Sport Mall ,Kelapa Gading ,Jakarta Utara ,Rabu ( 6/2/2019).
"Dari awal ,dari sekian belas tahun ,sekian puluh tahun ,dan saya masih didalam Orde Baru saya sudah melihat arah perkembangan ,arah pembangunan Indonesia, sebenarnya arahnya menuju arah yang keliru ," ujar Prabowo.
Walaupun mantan Pangkostrad itu tidak menguraikan secara detail kekeliruan tersebut tetapi layak jugalah kita sepintas mencermati arah pembangunan dimasa Orde Baru itu .
Pada awalnya Orde Baru bertumpu pada trilogi pembangunan yakni ,1) .pertumbuhan ekonomi ,2). stabilitas politik dan 3). pemerataan hasil - hasil pembangunan. Pada waktu itu dibangun narasi ,pertumbuhan ekonomi perlu dipacu karena ibarat kue ,kue nya terlebih dahulu diperbesar dan sesudah kue itu besar akan terjadi " efek menetes kebawah " yang dikenal juga dengan istilah " trickle down Effect".