Dengan penjelasan yang demikian, masyarakat akan memperoleh gambaran, apakah maskapai penerbangan yang melayani rute internasional itu "banting harga" sehingga harga tiketnya lebih murah atau ada yang perlu dibenahi dalam pengelolaan penerbangan domestik.
Berkaitan dengan masih mahalnya harga tiket pesawat domestik ini menjadi semakin menarik membaca kembali (Kompas.com ,14/1/2019).Â
Media online milik Harian Kompas itu menyatakan, Â mahalnya harga tiket menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat enggan untuk berlibur di dalam negeri. Sebaliknya mereka lebih memilih destinasi internasional,karena harga tiket penerbangannya relatif lebih murah.
Kompas .com memberi contoh dengan menggunakan maskapai yang sama misalnya Lion Air, seseorang harus mengeluarkan Rp 1.451.000- untuk bisa terbang dari Jakarta ke Bali sementara ke Singapura lebih murah yakni Rp 1.392.700.
Dengan perbandingan harga yang demikian, masyarakat awam menjadi bertanya ,mengapa hal yang demikian bisa terjadi?Â
Mahalnya tiket pesawat domestik seolah-olah menjadi tidak sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan domestik yang dicanangkan melalui semboyan "Wonderful Indonesia" .
 Perlunya maskapai penerbangan/Pemerintah memberi penjelasan kepada masyarakat sekaligus juga untuk menepis rumor yang berkembang  bahwa mahalnya harga tiket pesawat karena adanya Kartel yang menguasai penerbangan di negeri ini.
Salam Transportasi!
Sumber :
1. Kompas.com ,14/1/2019 : Mengurai Polemik Harga Tiket Penerbangan Domestik di Indonesia ....
2. Harian Waspada Medan ,tanggal 3 dan 6 Pebruari 2019.