Sudah lebih lima bulan Jokowi- KH Ma'ruf Amin berpasangan untuk Pilpres 2019 .
Tetapi selama berpasangan ,belum terlihat peran signifikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia  ( MUI) itu untuk menaikkan elektabilitas pasangan .
Hal yang berbeda terlihat pada pasangan capres 02. Pada pasangan ini ,Sandiaga Uno terlihat sangat aktip bergerak dari  satu titik ke titik lainnya untuk berkampanye ,menyambangi pasar - pasar tradisional ,bertemu dengan emak-emak ,bermain basket,mengikuti kegiatan senam ,ikut berolah raga lari dengan anak anak muda .
Mantan Wagub DKI itu terus berkeliling negeri ini dan sampai sekarang dia menyebut telah mendatangi 1.000 titik untuk kampanye .
Pendiri Saratoga Invesment itu dalam setiap kunjungannya selalu memberikan pernyataan- pernyataan yang kalau disimak ,pada intinya bermaksud membentuk opini bahwa banyak kelemahan yang dilakukan Jokowi selama memimpin negeri ini.
Sandiaga berbicara tentang harga - harga yang semakin mahal ,hutang Pemerintah yang kian membengkak ,infra struktur bisa dibangun tanpa utang ,tempe sudah setipis ATM ,serta mengungkapkan pernyataan lainnya .
Terlepas dari benar tidaknya tentang kondisi negara ini dibawah kepemimpinan Jokowi seperti yang dituduhkannya ,namun fakta menunjukkan tingkat keterpilihan capres 02 menanjak dengan cepat .
Kenaikan elektabilitas itu juga merupakan hasil jerih payah putra Mien Uno itu .Tidak berlebihan kalau menyatakan bahwa Sandiaga telah memberi efek positip terhadap tingkat elektabilitas dirinya dan Prabowo Subianto.
Peran untuk meningkatkan tingkat keterpilihan itulah yang belum terlihat dengan kehadiran Ma' ruf Amin .
Berkaitan dengan hal tersebutlah banyak para pengamat politik yang mulai meragukan kemampuan cicit Syekh Nawawi AL Bantani itu .
Banyak juga pengamat yang membahas " drama " penentuan cawapresnya Jokowi.