Sekitar dua hari  sebelum kedatangan Jokowi untuk menghadiri Perayaan Natal Nasional yang diselenggarakan di Medan, saya dan beberapa kawan-kawan terlibat dalam sebuah diskusi. Kawan kawan tersebut adalah pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Diskusi diawali dengan penjelasan  saya, sehubungan dengan munculnya beberapa komentar negatif berkaitan dengan wawancara saya yang dimuat di halaman satu Harian Sinar Indonesia Baru (SIB). Harian ini terbit di Medan dan termasuk salah satu surat kabar yang berpengaruh di Sumatera Utara.
Dalam wawancara yang dimuat Harian SIB tanggal 3 Desember  itu, sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara saya menyatakan, penetapan Sumatera Utara menjadi tuan rumah Natal Nasional harus didukung penuh.
Selanjutnya saya menyatakan, dukungan itu merupakan bentuk penghargaan terhadap umat Kristiani yang menyelenggarakan perayaan hari besar keagamaannya. Islam juga menghargai perbedaan, ujar saya dalam wawancara itu.
Kemudian saya menambahkan, saat Sumatera Utara ditetapkan menjadi tuan rumah kegiatan Natal Nasional, ini merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi kita. Terlebih lagi acara itu akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Pada akhir wawancara saya menegaskan, selama ini kemajemukan di Sumatera Utara sangat terpelihara dengan baik karenanya ketika umat Kristiani merayakan hari besarnya, semua umat juga hendaknya menghargai dan bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanannya.
Berkaitan isi wawancara yang demikian, saya mendapat tanggapan dari dua pihak.
Satu pihak mengomentarinya dengan negatif. Dikatakannya sebagai Ketua PWNU Sumut ,untuk apa saya ikut berbicara tentang pelaksanaan perayaan ibadah agama lain, terlebih lebih memberi dukungan.
Terhadap komentar yang demikian saya tersenyum saja mendengarnya. Karena hal tesebut diungkapkan oleh mereka-mereka yang tidak senang dengan NU, yang menurutnya, lebih mengutamakan kebangsaan daripada keislaman. Kritik dari kelompok ini sudah banyak saya terima sebelumnya.
Kemudian komentar berikutnya mengemuka dari pendukung Jokowi- Ma'ruf Amin. Mereka khawatir bila Jokowi hadir dalam perayaan itu akan berpengaruh pada tingkat keterpilihan kedua pasangan.
Topik inilah yang kami bahas dengan kawan-kawan pada diskusi beberapa hari sebelum kehadiran Jokowi di Medan.