Pada 24 Desember 2018 Duterte mengatakan dirinya ingin mengikuti cara Suharto untuk memberantas pemberontak komunis di Filipina.
Tempo.co ,24/12/2018 memberitakan hal tersebut, diungkapkan Presiden Filipina itu dihadapan tentara dari Divisi ke- 10 Angkatan Darat yang bermarkas di Mawab, Lembah Compostela.
Duterte menegaskan Pemerintah harus mengubah taktik melawan komunis dengan mengikuti taktik kampanye Suharto pada 1965-1966 untuk menghancurkan komunis.
Selanjutnya dihadapan para tentara itu Duterte mengatakan, "Jangan bertempur dengan mereka. Hancurkan mereka. Hancurkan dan bunuh mereka".
Untuk tercapainya sasaran tersebut, Duterte akan membentuk regu pembunuh.
"Saya akan menciptakan pembunuh saya sendiri, regu pembunuh 'Duterte'," ujarnya .
Terhadap rencana tersebut telah muncul berbagai reaksi terutama dari penggiat HAM.
Hal yang paling dikhawatirkan terhadap operasi yang akan dilakukan oleh regu pembunuh itu ialah siapapun akan dapat dibunuh dengan dalih yang bersangkutan adalah seorang komunis.
Ketika Duterte mengemukakan akan meniru taktik kampanye Suharto untuk menghancurkan komunis pada 1965-1966, maka yang terbayang oleh kita jatuhnya korban pembunuhan yang mungkin jumlahnya jutaan orang.
Mereka yang terbunuh itu bisa saja pentolan komunis tetapi tidak tertutup kemungkinan yang terbunuh itu hanya yang ikut-ikutan sebagai anggota PKI atau juga yang dituduh sebagai anggota organisasi terlarang itu.
Melihat tindakan Duterte sebelumnya yang diduga telah melancarkan operasi pembunuhan terhadap bandar dan pengedar narkoba, maka ancamannya terhadap pemberontak komunis tentu dalam waktu yang dekat ini juga akan dilaksanakannya.