Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Blusukan di Pasar, Jokowi Bantah Temuan Sandiaga Uno

3 November 2018   11:15 Diperbarui: 3 November 2018   11:28 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Republik ini kelihatannya merupakan hal yang lajim ketika menjelang perarungan demokrasi ,pasar atau tepatnya pasar tradisional berubah menjadi panggung politik. Pada setiap Pilkada, para kontestan ramai ramai menyambangi pasar.

Pada setiap menjelang pemilu legislatif para caleg mendatangi pasar pasar. Mereka terlihat begitu serius bertanya tentang keadaan para pedagang .Adakalanya mereka mengangguk anggukan kepala sebagai tanda berempati terhadap kesulitan para pedagang.Tentu saja kunjungan ke pasar itu diliput secara luas oleh media yang kemudian menjadi bahan pemberitaan.

Sesungguhnya kalau dicermati ,melakukan kunjungan atau Blusukan ke pasar itu bukanlah hal yang mudah. Masyarakat, terutama para pedagang akan cepat dapat menilai apakah Blusukan itu serius atau hanya sekedar kosmetika politik.

Ukuran pertama yang digunakan ialah ,apakah para politisi itu selama ini rajin datang ke pasar atau menjadi mendadak rajin mengunjungi pasar. Kemudian para pedagang juga dapat menilai para politisi itu  dari cara berpakaiannya ,gestur tubuh serta tutur katanya.Akan mudah terlihat apakah para politisi itu akrab dengan suasana pasar atau hanya sebatas keakraban yang dibuat buat .

Dalam kaitan yang demikianlah ,menjelang Pilpres kita saksikan posisi pasar sebagai panggung politik semakin menguat. Demikianlah setelah Sandiaga Uno ditetapkan sebagai cawapresnya Prabowo maka pengusaha muda yang punya kekayaan sekitar Rp, 5 Triliun itu mulai mendatangi pasar pasar yang berada di beberapa daerah.
Hasil kunjungannya ke pasar atau informasi yang didapatnya dari para pedagang maupun emak emak yang berbelanja di pasar kemudian menjadi sering di narasikannya menjadi dua hal pokok yakni,1). Harga harga di pasar naik dan 2) .daya beli masyarakat menurun.

Salah satu " temuannya" yang tesohor ialah dengan Rp.100.000- hanya dapat cabai dan bawang.Kemudian " temuannya " yang lain yang cukup masyhur ialah tentang tempe yang setipis kartu ATM.

Tetapi dengan keterangan keterangannya tentang harga bahan bahan di pasar yang selalu cenderung meningkat ,ternyata membuat sebahagian pedagang tidak nyaman dan merasa tidak senang. Dengan menyebut harga harga di pasar semakin mahal maka para pedagang merasa khawatir anggota masyarakat menjadi malas belanja di pasar tradisional.

Kehawatiran yang demikian tentu beralasan karena hal tersebut bisa mendorong anggota masyarakat menjadi berbelanja ke super super market yang jelas punya ruangan yang sejuk,bersih serta harga yang fix.

Di sisi lain para pedagang pasar juga menyadari bahwa kunjungan mantan Wagub DKI ke pasar pasar itu ternyata digunakan untuk kepentingan politik.
Karenanya muncul jugalah keberatan dari para pedagang tentang upaya " politisasi pasar" yang dikembangkan oleh pendiri perusahaan bidang keuangan PT Saratoga Advisor itu.

Presiden Joko Widodo kelihatannya juga menangkap kekesalan para pedagang pasar terhadap ucapan ucapan cawapres nomor 02 itu. Kompas.com,31/10/2018 memberitakan, Presiden Joko Widodo blusukan ke pasar Surya Kencana Bogor pada 31/10/2018 menjelang tengah malam .Usai berbelanja dan menyapa sejumlah pedagang ,Jokowi memastikan bahwa harga kebutuhan pokok terkendali .Jokowi pun meminta agar tak ada lagi pihak pihak yang menyebut bahwa harga kebutuhan pokok mahal.

"Jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal-mahal. Nanti ibu - ibu (pedagang) di pasar marah, nanti enggak ada yang datang ke pasar, larinya ke super market, ke mal," kata Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun