Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Setelah Kritik yang "Mengharukan" tentang Pertemuan Bali, Sekarang Kita Menuai Hasilnya

14 Oktober 2018   11:51 Diperbarui: 14 Oktober 2018   12:52 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita resapi kembali berbagai kritikan yang diungkapkan menjelang pertemuan IMF -World Bank yang diadakan di Bali. Dilukiskan biaya yang dikeluarkan untuk pertemuan tingkat dunia itu terlalu mewah.

Disebutkan lagi pertemuan internasional di negara lain tidaklah semewah pertemuan di Bali itu. Lebih "mengharukan" lagi ketika disebutkan tidak pantas lah bermewah mewah di Bali sementara di berbagai daerah seperti di Palu dan Donggala sedang terjadi bencana.

Ada lagi yang menyebut bukankah sebaiknya sebahagian biaya untuk pertemuan di Bali itu dialihkan untuk menjadi bantuan kemanusiaan terhadap warga bangsa yang sedang menderita di daerah daerah yang dilanda bencana. Padahal kita  mengetahui anggaran untuk pertemuan di Bali itu tidak serta merta bisa dialihkan untuk penanggulangan bencana. Bahkan Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra mempertanyakan apa manfaat pertemuan itu untuk Indonesia.

Pertanyaan tersebut dikirimkannya secara terbuka kepada Direktur IMF Christine Lagarde. Fadli Zon melalui akun Twitternya menyebut Indonesia telah mengalokasikan biaya sekitar 66 juta dollar AS. Kemudian ia menanyakan manfaat pertemuan tersebut bagi Indonesia terutama di tengah bencana yang melanda Nusa Tenggara Barat ( NTB) dan Sulawesi Tengah. Tentulah pertanyaan Fadli Zon yang dikemukakan  pada waktu itu belum bisa dijawab secara konkrit.

Tetapi kini sesudah pertemuan dilaksanakan sejak 8 Oktober yang lalu mulailah diperoleh gambaran apa keuntungan yang diraih Indonesia dari pertemuan tingkat dunia itu.

Pertemuan yang dilaksanakan 8-14 Okober itu dihadiri lebih dari 30.000 delegasi dari 189 negara dan lembaga lembaga internasional. Hal penting yang layak dicatat pada forum pertemuan di Bali itu, 14 BUMN telah menandatangani kerjasama dengan berbagai lembaga internasional dan kesepakatan itu telah membuahkan investasi untuk negeri ini senilai Rp 202 Triliun.

Meneg BUMN, Rini Soemarno menjelaskan jenis investasi yang disepakati dalam kerjasama tersebut terdiri atas strategic partnership, project financing dan pembiayaan alternatif melalui pasar modal.

Rini juga menjelaskan untuk sektor proyek infrastruktur yang termasuk dalam kerjasama investasi itu di antaranya migas, hilirisasi pertambangan, pariwisata, bandar udara, kelistrikan, pertahanan, jalan tol hingga manufaktur (Kompas.com).

Berkaitan dengan keberhasilan melaksanakan pertemuan tingkat dunia di Bali itu tentu layak juga kita mengetahui berapa biaya yang digunakan untuk perhelatan besar itu.

Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan selaku Ketua Penyelenggara mengatakan anggaran yang tersedia untuk kegiatan itu Rp 868 Miliar tetapi yang digunakan sekitar Rp 555 Miliar. Selanjutnya diperoleh juga informasi biaya untuk penyelenggaraan kegiatan yang sama di Singapura dan Lima Peru rata rata menghabiskan biaya sekitar Rp 1,1 T hingga Rp 1,5 T.

Dengan memperoleh berbagai informasi yang demikian tentu masing masing kita bisa menimbang apakah pertemuan di Bali itu kegiatan yang bermewah mewah dan tidak menghasilkan apa apa atau sebuah event yang sangat penting untuk negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun