Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membicarakan "Ekonomi Kebodohan" Justru Menyindir SBY?

14 Oktober 2018   06:38 Diperbarui: 14 Oktober 2018   11:40 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltim.tribunnews.com

Menarik juga untuk mencermati pidato Prabowo Subianto pada acara di Lembaga Dakwah Islam Indonesia ( LDII), Kamis 11 Oktober 2018.
Pada acara tersebut capres dengan nomor 02 itu menyatakan Indonesia sedang menjalankan ekonomi kebodohan atau the economics of stupidity.

Saya bukanlah ahli ekonomi sehingga tidak paham apakah istilah yang digunakan mantan Pangkostrad itu merupakan istilah yang lazim di bidang ekonomi atau sebuah istilah baru. 

Ada beberapa indikator yang digunakan Prabowo sehingga ia sampai ke kesimpulan bahwa Indonesia menjalankan ekonomi kebodohan. Salah satu indikator yang digunakannya ialah kekayaan Indonesia hilang 300 miliar dollar Amerika Serikat.

Menurutnya Indonesia sedang menjalankan ekonomi kebodohan adalah sejak 1997 hingga 2014. Pada kurun waktu tersebut kekayaan Indonesia yang hilang dan dinikmati asing mencapai 300 miliar dollar AS. Karenanya hal tersebut menyebabkan Indonesia hanya memiliki sedikit cadangan kekayaan nasional (Kompas.com,12/10/2018). 

Terhadap pernyataan ini tentu sangat menarik untuk mencermatinya. Masa 1997 - 2014 adalah masa pemerintahan, Suharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY.

Kalau ditilik pada masa 17 tahun itu, Indonesia selama sepuluh tahun justru dipimpin oleh SBY. Pada masa yang demikian, Suharto hanya memerintah satu tahun, Habibie sekitar dua tahun, Gus Dur sekitar dua setengah tahun dan Megawati juga sekitar dua setengah tahun. Artinya pada masa tersebut justru SBY lah yang paling lama memimpin negeri ini.

Kalau merujuk kepada pidato Prabowo itu nyatanya pada pemerintahan SBY itulah yang paling lama negeri ini menjalankan "ekonomi kebodohan" itu. Mengapa Prabowo begitu bersemangat membicarakan  "ekonomi kebodohan" itu?

Dugaan saya mantan cawapresnya Mega pada Pilpres 2009 itu ingin menunjukkan betapa lemahnya sekarang negeri ini. Kita juga masih ingat ketika dalam salah satu pidatonya beberapa waktu yang lalu ia meramalkan tahun 2030 Indonesia akan bubar. 

Sebuah pernyataan yang juga banyak dibantah berbagai kalangan. Jangankan tahun 2030 akan bubar malahan AHY menyebut Indonesia akan mencapai masa keemasan pada 2045. Sesungguhnya kalau dilihat sebahagian besar pidato Prabowo selalu mengingatkan situasi negara kita yang kurang menguntungkan.

Untuk membuat Indonesia yang kuat dan Jaya maka diperlukan kepemimpinan yang kuat.Kepemimpinan yang kuat itu artinya memilih Prabowo sebagai pemimpin negeri ini.

Bukankah juga baru baru ini ia mengungkapkan kalimat yang mirip dengan kalimat Trump pada masa kampanye Pilpres AS. Prabowo menginginkan "Make Indonesia Great Again". Terhadap isu kelemahan Indonesia seperti yang dikemukakannya tentang "the economics of stupidity " ada yang dilupakan Prabowo.

Menyebut 1997 -2014 sebagai masa "ekonomi kebodohan" itu sama artinya dengan menyentil dan mengkritik SBY yang sekarang Ketua Umum Demokrat, parpol yang ikut menjadi pengusung Prabowo- Subianto.

Kuat dugaan saya, SBY akan kurang nyaman ketika Prabowo menyebut nyebut ekonomi kebodohan itu. Kemungkinan besar tidak hanya SBY pribadi yang kurang nyaman dengan hal tersebut tetapi jajaran Demokrat beserta sebahagian besar anggotanya bisa jadi merasa kurang enak mendengar pernyataan yang demikian.

Karena sekarang ini tahun politik maka setiap ucapan para kandidat akan dibahas dan dibicarakan khalayak ramai. Saya tidak tahu persis apakah tema pidato Prabowo disiapkan atau tidak oleh tim sukses. Tetapi setiap pidato politisi akan selalu memberi efek politik yang bisa menjadi negatif atau positif.

Dalam kaitan yang demikianlah dirasa perlu timses ikut membahas pidato atau pernyataan yang diungkapkan karena kalau salah dalam pengucapan akan memberi dampak negatif terhadap seorang tokoh.

Dalam pandangan saya pidato Prabowo tentang ekonomi kebodohan itu akan memberi dampak negatif terhadap popularitasnya terutama di kalangan pengikut dan simpatisan SBY.

Salam Pilpres!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun