Dalam konteks yang demikianlah muncul pertanyaan ,mengapa Ratna melakukan hal yang demikian?
Pada tingkat Warung kopi juga sudah mulai beredar diskusi yang membahas apakah kasus kebohongan Ratna Sarumpaet ini bukan merupakan bahagianya dari sebuah teori konspirasi.Secara sederhana teori konspirasi atau persekongkolan diartikan sebagai pelaku utama memainkan peran ganda .Disatu sisi ia sangat dipercaya oleh teman temannya dan disisi lain ia main mata dengan musuh teman temannya itu.
Seperti yang dikatakan Fadli Zon ,pihaknya lah yang paling dirugikan dengan adanya kebohongan yang diciptakan Ratna Sarumpaet itu.Tetapi perlu dicatat pihak Fadli Zon menjadi yang paling dirugikan oleh karena kubu oposisi terlalu cepat menyambar cerita yang disampaikan oleh sutradara Marsinah itu.Andainya cerita Ratna bahwa ia dianiaya tidak disambar langsung kubu oposisi maka secara politis tidak ada kerugian politik yang signifikan disana .
Sesungguhnya untuk manusia normal setiap tindakan pasti didorong oleh sebuah atau beberapa motif. Untuk yang gemar dengan teori persekongkolan maka mengemuka jugalah di pikiran mereka bahwa Ratna tidak sendiri memainkan drama ini.Dalam pikiran mereka pasti perempuan tua itu bersekongkol dengan orang atau bahkan sebuah kekuatan politik dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan politik .
Dalam pemikiran yang demikian mereka punya pandangan ,karena yang paling diuntungkan dengan kasus kebohongan Ratna itu adalah kubu Jokowi maka bukan tidak mungkin sutradara dan pemain teater itu bersekongkol dengan entah siapapun di kubu Presiden pertahana itu.
Terhadap pandangan yang demikian menurut saya mengandung beberapa kelemahan. Andainya ada persekongkolan yang demikian tentu peristiwa nya tidak diledakkan sekarang.Hal yang demikian baru akan diledakkan pada sekitar bulan Maret tahun depan itupun kalau tingkat elektabilitas kubu oposisi semakin menguat.
Sekarang ini tingkat elektabilitas Jokowi- Ma'ruf Amin masih tetap pada angka yang cukup bagus serta punya selisih sekitar 20 persen dengan tingkat keterpilihan rivalnya pada Pilpres itu.
Selanjutnya tidak ditemukan motif yang kuat pada Ratna untuk rela bersekongkol dengan kubu Jokowi. Perkembangan terakhir ketika Ratna ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian ditangkap serta dicegah bepergian ke Cili semakin menegaskan bahwa tidak ada persekongkolan nya dengan kubu Presiden petahana .
Ratna Sarumpaet ditangkap polisi di Bandara Sukarno - Hatta pada Kamis,4 Oktober 2018 malam.
Sekarang mari kita urut ke belakang cerita Ratna tentang penganiayaan itu. Pemeran " Marsinah " itu menyebut ia dianiaya pada 21 September tetapi baru diviralkan pada 2 Oktober 2018. Ratna tentu tahu tanggal 4 Oktober ia akan meninggalkan Indonesia menuju Cili.
Saya punya keyakinan ,Ratna mengakui kebohongan nya pada 3 Oktober sore karena kepolisian pada 3 Oktober pagi sudah mengemukakan fakta fakta tentang kebohongan itu.Kuat dugaan kalau polisi tidak bergerak cepat untuk menemukan fakta tentang kebohongan itu ,belum tentu Ratna akan mengungkapkan rekayasa ceritanya itu.
Mari kita bayangkan bagaimana kegaduhan politik yang terjadi  kalau polisi tidak bergerak cepat . Ratna meninggalkan Indonesia ,sementara foto wajah nya yang lembam itu terus viral di medsos.Tuduhan miring dan politis akan semakin nyaring ditujukan ke kubu Jokowi- Ma' ruf Amin.