5) Disebutkan juga Ratna takut karena diancam sehingga baru sekarang buka suara
Kalaulah benar ancaman ini ada tentu Ratna mengenal atau mengetahui orangnya. Kalau ancaman itu hanya melalui Gadget, rasanya Ratna tidak akan kehilangan nyali.Â
Malahan kalau yang mengancam itupun dikenalnya, tidaklah menimbulkan ketakutan pada dirinya
6) Dinyatakan sesudah penganiayaan, Ratna sempat berobat ke salah satu rumah sakit di Cimahi.
Menurut keterangan kepolisian sesudah dicek di seluruh rumah sakit yang ada di Cimahi tidak ada tertera nama ibu kandung Atiqah Hasiholan itu
7) Dikatakan penganiayaan Ratna itu diawali dengan ditariknya ia oleh sekitar 3 orang dari dalam taksi, kemudian dipukuli sehingga badan dan wajahnya lembam lembam. Tetapi sesudah penganiayaan itu, Ratna langsung pulang ke Jakarta malam itu juga.
Dengan berbagai kejanggalan yang demikian itulah banyak kalangan yang tidak percaya bahwa penganiayaan itu benar benar terjadi. Kalangan yang tidak percaya ini juga melihat ada motif politik di balik "penganiayaan" tokoh yang jadi jurkamnas Prabowo-Sandiaga Uno itu.
Walhasil yang kita lihat kalangan yang percaya dan tidak percaya itu melandaskan argumennya sesuai dengan preferensi politik yang dimilikinya. Ketika mencermati perbincangan yang demikian munculah pernyataan yang "mengejutkan" dari Ratna Sarumpaet. Ia mengaku merekayasa kabar penganiayaan dirinya di Bandung. Ratna meminta maaf kepada banyak pihak, termasuk pihak yang selama ini dikritiknya.
Dalam jumpa pers hari ini Rabu,3 Oktober 2018 Ratna mengatakan " Kali ini saya pencipta hoaks terbaik, ternyata menghebohkan semua negeri" .( Kompas.com 3/10/2018). Ratna juga mengaku berbohong soal penganiayaan dirinya saat bertemu dengan sejumlah orang, di antaranya Prabowo Subianto, Fadli Zon dan Amien Rais.
Dengan pengakuan dan permintaan maafnya itu apakah masalahnya sudah selesai?
Menurut pendapat saya belum. Ada beberapa hal yang layak dicermati tentang perbuatannya itu. Pertama, tokoh sekaliber dia telah mampu merekayasa sebuah kebohongan besar yang sedikit banyaknya telah menimbulkan ketegangan politik baru di negeri ini. Pihak oposisi kelihatannya sudah mulai menyerang Pemerintah dengan kejadian itu.