Menurut saya terlalu naif lah kalau disebut ucapan Andi tentang mahar itu sebuah skenario politik. Kemudian saya semakin tidak paham ketika Wakil Sekjend PAN itu menyebut Jokowi memilih ulama dalam hal ini Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya karena presiden petahana itu masuk dalam jebakan batman.
Saya semakin tidak paham lagi dengan alur pikirnya ,ketika Erwin menyatakan sebenarnya  yang dibutuhkan bangsa ini orang yang ngerti ekonomi dan bukan ulama.
Apakah Erwin lupa Ijtimak Ulama merekomendasi Ustad Abdul Somad (UAS) dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres dan kedua tokoh ini adalah ulama dan bukan ekonom.
Bahkan ketika UAS menolak sebagai cawapres dan berniat tetap berbakti di jalur dakwah justru Amin Rais pendiri dan Ketua Dewan Kehormatan PAN masih tetap menginginkan UAS yang ulama itu sebagai cawapres. Saya belum pernah mendengar ada yang menyebut UAS sebagai ahli ekonomi.
Selanjutnya Erwin menyatakan Ma' ruf Amin,ulama yang dipilih Jokowi sedangkan dipihak mereka ,capres dan cawapres dipilih ulama.Saya ingin bertanya apakah Ijtimak Ulama ada merekomendasi nama Sandiaga Uno? .Lalu ulama mana yang merekomendasinya.
Perlu juga dicatat penegasan Muhammad Yusuf Martak ,Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa - yang menyelenggarakan Ijtimak Ulama.Ia tetap menginginkan agar Prabowo memilih ulama sebagai wakilnya. Bahkan ia membandingkan dengan Jokowi yang telah memilih ulama sebagai pendampingnya.
Pernyataan Yusuf Martak itu kita dengar melalui Tv,pada Kamis,9 Agustus 2018 sekitar pukul 19.30 Wib ketika ia hendak keluar dari kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Karena nya menurut saya ada kontradiksi kontradiksi dalam konten pernyataan Erwin Isharuddin itu.
Berkaitan dengan hal tersebut pada penutup artikel ini saya ingin bertanya ,sebenarnya siapa kah yang masuk dalam "jebakan batman" itu.
Salam Demokrasi!