Bulan-bulan belakangan ini semakin gencar pembentukan opini bahwa Gerindra, PKS, dan PAN adalah partai yang berjuang di jalan kebenaran. Oleh seorang tokoh juga disebutkan ketiga parpol ini adalah Partai Allah. Imam Besar FPI, Rizieq Shihab juga menganjurkan agar ketiga parpol ini bersama parpol lainnya membentuk Koalisi Keummatan dan mendukung Prabowo pada pilpres 2019.
Pasca-Pilkada DKI tahun 2017, julukan untuk Gerindra ,PKS, dan PAN juga menjadi sering disebut sebagai partai pembela agama sementara untuk yang mendukung Ahok -Djarot disebut partai penista agama.
Kemudian semakin dekat pilpres muncul tanda tanda kuat, Prabowo akan maju sebagai capres terlebih lebih Demokrat telah memberi isyarat akan berkoalisi dengan Gerindra serta mendukung Prabowo sebagai capres.
Prabowo sejak 11 April 2018 telah menyatakan kesediaannya untuk maju pada kontestasi pilpres tahun depan.
Berkaitan dengan kesediaan mantan Pangkostrad itu maka PKS menyatakan dukungannya dengan syarat cawapresnya dari kader PKS.
Namun terhadap tawaran PKS yang demikian, Prabowo belum memberi kata persetujuannya.
Bukan hanya tidak memberi kata setuju, tetapi Ketua Umum Gerindra itu masih terus menjalin komunikasi antara lain dengan SBY.
Seusai bertemu Ketua Umum Demokrat itu ada terlontar kata kata Prabowo berkaitan dengan posisi AHY yang disebut banyak kalangan punya kans sebagai cawapres.Terhadap peluang AHY untuk cawapres itu, Prabowo menyatakan, Why Not.
Dengan hal hal yang demikian muncul kesan bahwa Prabowo belum terlalu mempriorotaskan tawaran PKS.
Mencermati hubungan Prabowo dengan PKS yang demikian menjadi menarik untuk membahas ucapan Shohibul Iman, Presiden PKS tentang keislaman Prabowo.
Republika.co.id/28 /7/2018 memberitakan keterangan Presiden PKS, Sohibul Iman.
Presiden PKS itu menceritakan ia pernah ditanya Dubes Belanda ketika datang ke DPP PKS mengapa selalu akrab dengan Prabowo.Apakah Prabowo seorang Muslim yang baik.