Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Tegur Waketum Gerindra yang Sebut AHY Anak Boncel

24 Juli 2018   04:26 Diperbarui: 24 Juli 2018   04:51 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diperkirakan Partai Demokrat pada pilpres  2019 lebih condong gabung dengan Prabowo ketimbang koalisi dengan parpol pengusung Jokowi.Pendekatan antar kedua elit partai juga terus berlangsung dan Prabowo juga dijadwalkan akan ketemu SBY tanggal 24 Juli 2018 ini.

Sebenarnya tidak usah pun seorang pengamat politik profesional sudah dapat menangkap isyarat akan bergabungnya kedua parpol itu. Maka agak sedikit mengherankan ketika beberapa waktu yang lalu, Wakil Ketua Umum Gerindra mengeluarkan komentar yang mengerdilkan arti Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY).

Arief Poyuono,Wakil Ketua Umum Gerindra mengkritik keras Komandan Satuan Tugas Bersama ( Kogasma ) Partai Demokrat AHY ,karena belum pantas mendampingi Ketua Umumnya,Prabowo Subianto,dalam pertarungan di Pilpres 2019.Arief menilai ,AHY dipandang belum punya pengalaman di pemerintahan dan disebut hanya tentara biasa.

Berkaitan dengan pernyataan yang demikian ,Prabowo diberitakan marah besar karena dianggap menghina putra SBY itu. Wakil Ketua Umum Gerindra ,Sugiono membenarkan hal tersebut .Bahkan sudah ada surat teguran dari Prabowo untuk Arief. Sugiono menyatakan ,seseorang itu sepatutnya dihargai dari semangat dan cita citanya untuk berjuang dan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini,terlepas dari usia ,profesi,latar belakang dan status sosialnya.

Sejalan dengan adanya teguran Ketua Umum nya itu Arief menyatakan ,dirinya ditanya soal kemungkinan Prabowo bersanding dengan AHY di Pilpres 2019.Menurutnya ,AHY belum punya pengalaman yang cukup di bidang politik untuk menjadi cawapres.

" Saya menyebut dia itu anak boncel ,nggak punya pengalaman".( detiknews,23/7/2018). Sejalan dengan pemberitaan yang demikian ,menurut pendapat saya ada beberapa hal yang layak dicermati.

Pertama ,apakah Arief tidak melihat semakin menguatnya isyarat bahwa partainya akan koalisi dengan Demokrat. Kedua ,apa perlunya mengemukakan kalimat kalimat yang justru mengecilkan arti orang lain .Andainya Gerindra pun tidak jadi berkoalisi dengan Demokrat, kalimat kalimat yang demikian juga tidak ada gunanya diungkapkan .Demokrat,SBY dan AHY juga punya banyak pengikut dan simpatisan di republik ini.
Kata kata yang menyebut AHY anak boncel dan sebagainya justru akan menurunkan simpati terhadap Gerindra.

Ketiga,dalam hirarkhi partai ,siapa yang diberi tugas untuk memberi pendapat atau komentar.Atau apakah setiap orang boleh mengungkapkan apa yang ada dihatinya.Apabila setiap pengurus diperkenankan mengungkapkan sikap atau pandangan pribadinya maka bisa terjadi munculnya keterangan yang saling bertolak belakang.

Keempat,pada usia berapakah seseorang disebut matang dalam politik.Apakah AHY yang lahir pada Agustus 1978 itu belum dianggap matang ?.
Selanjutnya layak juga dipertanyakan ,pengalaman seperti apakah yang harus dipunyai oleh seseorang sehingga ia layak dicalonkan sebagai cawapres.

Kelima,dengan adanya teguran Prabowo itu merupakan tanda tanda semakin menguatnya keinginan Prabowo untuk menggandeng Demokrat.
Demikianlah pada tahun politik yang semakin panas ini, berbagai komentar atau pun pernyataan sikap para politisi akan bisa memengaruhi suasana politik yang ada.

Salam Demokrasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun