Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal "Poda Na Lima" dan Ungkapan Lainnya dalam Sastra Mandailing

8 Juli 2018   07:10 Diperbarui: 8 Juli 2018   09:16 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tribun Medan - Tribunnews.com

Etnik Mandailing berada dan berasal dari Kabupaten Mandailing Natal,Provinsi Sumatera Utara.Ibu kota Kabupaten ini ialah Panyabungan yang berada sekitar 500 km sebelah selatan Medan pada lintasan jalan Medan- Padang. Marga marga di Mandailing antara lain Nasution, Lubis, Rangkuty, Parinduri, Daulay, Matondang dan Batubara. Etnik Mandailing ini banyak juga tinggal di Jabodetabek.

Mandailing punya bahasa lokal yang disebut dengan Bahasa Mandailing dan etnik ini juga punya aksara yang disebut " Surat Tulak Tulak". Aksara ini punya kesamaan dengan Aksara Batak Toba.Ketika berkunjung ke Provinsi Lampung beberapa hari yang lalu ,saya juga melihat ada kemiripan " Surat Tulak Tulak" dengan Aksara Lampung.

Bahasa Mandailing juga punya ratusan bahkan ribuan pantun yang menjadi kekayaan sastra nya. Seperti umumnya pantun maka pantun dalam bahasa Mandailing terdiri dari 4 baris dalam halmana baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.Sebagaimana kita ketahui isi sampiran tidak ada hubungan dengan isinya. Persajakannya bisa memuat a,b,a,b tapi bisa juga a,a,a,a.

Sekarang ini pantun tersebut masih digunakan dalam acara peminangan atau perkawinan atau juga dalam acara pemberian nasehat. Berikut ini akan diungkapkan beberapa pantun yang masih hidup di masyarakat Mandailing. Ketika seorang pemuda Mandailing jatuh cinta kepada seorang gadis Mandailing maka perasaannya akan diungkapkannya melalui pantun berikut:

Molo mandurung ho dipahu
Ulang baen manimba nimba
Molo malungun ho di au
Ulang baen maila ila

Terjemahan bebas dari bait ketiga dan keempat: kalau kau rindu padaku janganlah malu malu mengungkapkannya.

Kemudian kalau pada acara adat ada pembicaraan yang salah atau terlewati hal tersebut diungkapkan dalam pantun:

Pauk pauk hudali
Pago pago tarugi
Nasala u pauli
Na urang u tambahi

Terjemahan bebas bait ketiga dan keempat ,yang salah kuperbaiki dan yang kurang kutambahi.

Kemudian ada lagi pantun yang berisi pesan tentang arti kebersamaan :

Salumpat sa indege
Sapangambe sa panaili
Muda malamun sakali lalu
Muda madabu rap margulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun