Hari ini ,Rabu,27 Juni 2018 diselenggarakan pilkada serentak pada 171 daerah ,terdiri dari provinsi ,kabupaten dan kota.Keseluruhan penduduk yang terdaptar pada Daftar Pemilih Tetap ( DPT) pada 171 daerah itu mecapai 150 juta orang yang berarti jumlah tersebut lebih dari separoh penduduk republik ini.
Setelah dimulainya masa kampanye 15 Pebruari yang lalu ,pasangan calon dan tim kampanyenya dengan gencar  mensosialisasikan diri ke masyarakat.
Berbagai tehnik digunakan untuk meningkatkan popularitas maupun elektabilitas masing masing paslon. Pertemuan pertemuan terbatas dengan masyarakat semakin diintensifkan yang tujuannya agar visi ,misi serta program kerjanya  dikenal oleh masyarakat.
Suasana kadang terasa panas ketika terjadi debat publik terutama yang disiarkan melalui Tv ketika masing masing pendukung paslon memberi dukungan terhadap jagoannya.
Namun yang lebih memprihatinkan dalam masa kampanye itu ketika adakalanya relasi sosial juga dipengaruhi oleh suasana politik. Relasi sosial yang sebelumnya hangat bisa menjadi dingin akibat perbedaan pilihan politik. Hal yang demikian juga sangat terasa di Sumatera Utara.
Seperti kita ketahui Sumatera Utara didiami oleh masyarakat yang sangat majemuk tidak hanya karena keragaman etnik  tetapi juga karena keragaman agama yang dianut masyarakatnya. Dan akhir akhir ini sentimen keagamaan dan kesukuan juga masuk di ranah politik.Hal yang demikian juga sangat terasa pada pilgub Sumatera Utara.
Mengemuka anggapan dimasyarakat kalau seseorang berasal dari etnik dan agama tertentu maka langsung muncul persepsi bahwa dia akan mendukung paslon tertentu pula.
Sebagaimana diketahui pada pilgub tahun ini di Sumatera Utara ada dua pasangan calon yang bertarung yaitu Edy Rahmayadi - Musa Rajekhsah  yang disebut pasangan Eramas ,berhadapan dengan pasangan Djarot Syaiful Hidayat- Sihar Sitorus yang disebut pasangan Djoss.Â
Pada kedua pasangan ini disandangkan predikat yang mengacu kepada sentimen agama dan suku. Oleh karena pasangan Eramas beragama Islam maka sebahagian besar ummat Islam dipersepsikan akan mendukung pasangan ini.
Tetapi ada juga ummat Ialam yang bersimpati ke Djoss karena disana ada Haji Djarot Syaiful Hidayat. Begitu juga halnya masyarakat Batak terutama Batak Toba akan dipersepsikan akan mendukung Djoss karena disana ada Sihar Sitorus putra konglomerat Batak yang cukup dikenal yaitu DL Sitorus.
Sedangkan untuk masyarakat Jawa sebahagian dianggap bersimpati kepada Djarot( Djoss) sedangkan sebahagian yang lain dianggap pendukung Eramas.