Dari berbagai pemberitaan yang disajikan oleh media muncul kesan yang kuat bahwa mudik tahun ini jauh lebih lancar dan nyaman dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Pemberitaan tersebut menyatakan ,waktu tempuh dari Jakarta ke tempat tujuan menjadi lebih cepat. Bahkan ada yang menyatakan waktu tempuh itu bisa lebih cepat 4-5 jam dibandingkan dengan tahun tahun yang lalu.
Salah satu penyebab semakin pendeknya waktu tempuh itu karena sudah selesainya pembangunan ruas ruas jalan tol selama pemerintahan Jokowi. Tidak dapat dipungkiri pembangunan jalan tol yang merupakan program prioritas Jokowi itu justru juga dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selama ini pengkritik Jokowi sering mengungkapkan bahwa pembangunan tol hanyalah untuk lapisan masyarakat tertentu dan tidak menyentuh kepentingan masyarakat banyak.
Rasa senang pemerintah tentang lancarnya arus mudik tahun ini juga diungkapkan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Luhut menyatakan ,kelancaran dan kemudahan yang dirasakan pemudik merupakan hasil konkrit kerja pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Kompas.com,16/6/2018).
Tetapi terhadap kelancaran mudik yang demikian mendapat sanggahan dari politisi Gerindra Habiburrokhman.Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Gerindra ini menyatakan mudik tahun ini seperti neraka.
Dia menuturkan, ia mudik ke Lampung H-2 melalui Pelabuhan Merak menggunakan kenderaan pribadinya. Dalam perjalanan  itu menurutnya " Mobil saya nyangkut dari habis sahur sampai jam 12.30 siang baru naik kapal gitu loh,itu lancar apa nya.Itu namanya neraka mudiklah gitu".
Dengan pengalaman itu, Habiburrokhman menilai propaganda mudik lancar yang diserukan  pemerintahan Jokowi gagal.Sebab pada kenyataannya kemacetan terjadi saat arus mudik tahun ini.
Habiburrokhman juga menyatakan kemacetan menuju pulau Sumatera juga disebabkan batalnya pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Politisi Gerindra itu selanjutnya menyatakan macetnya lalu lintas diberbagai lokasi saat arus mudik ini menambah panjang kekecewaan masyarakat kepada Jokowi.
Tetapi pernyataan Habiburrokhman yang menyatakan penyeberangan di Pelabuhan Merak H-2 lebaran seperti neraka itu mendapat bantahan dari Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VIII Â Banten ,Johny Siagian.Menurutnya pada H-2 justru kondisi di pelabuhan Merak pada siang hari tidak ada lagi antrian. (disarikan dari detiknews,18/6/2018).
Dalam pandangan saya ,pernyataan Habiburrokhman dan bantahan dari Siagian ini dapat diklarifikasi dengan memutar video yang dugaan saya tentu dapat diperoleh dari CCTV yang ada di Pelabuhan Merak. Dengan melihat kembali rekaman CCTV tersebut akan diperoleh informasi yang tepat sehingga akan ketahuan siapa yang bohong dan siapa yang benar.