Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Habib Rizieq Diusulkan Capres, Peluang Jokowi untuk Menang Makin Besar?

30 Mei 2018   04:46 Diperbarui: 12 Desember 2018   16:22 3902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persaudaraan Alumni 212 ( PA212) menggelar Rapat Kordinasi Nasional bertempat di Aula Sarbini, Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa, 29 Mei 2018 kemarin. Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif menyatakan pihaknya berupaya menyatukan arah perjuangan ummat Islam dalam rangka Pilpres 2019. Ia pun menyinggung Pilkada DKI dalam sambutannya.

Slamet mengatakan, ketika Ummat Islam bersatu di bawah komando ulama-ulama Allah berikan kemenangan di Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan pengalaman itu, kami beriktikad semaksimal mungkin sekuat tenaga untuk menyatukan kembali arah perjuangan ummat Islam Indonesia dalam rangka menyongsong suksesi kepemimpinan nasional 2019.

Selanjutnya, Slamet menyatakan, Indonesia ini harus diselamatkan. Salah satunya lewat Ganti Presiden 2019. Diberitakan juga Rakornas ini dihadiri Amien Rais dan Adhyaksa Dault. Selanjutnya Rakornas membuat rekomendasi tentang capres dengan urut-urutan namanya antara lain Habib Rizieq Shihab, Prabowo Subianto, Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra, dan Zulkifli Hasan

Sedangkan cawapresnya Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Anies Matta, Zulkifli Hasan, Eggi Sudjana, Bachtiar Nasir, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Rekomendasi itu ditandatangani oleh Ketua Panitia Bukhari Abdul Shomad dan Sekretaris Rakornas Wahidin. Rekomendasi itu juga ditandatangani oleh Ketua PA 212, Slamet Maarif dan Ketua Dewan Penasehat PA 212 Amien Rais.

Terhadap rekomendasi Rakornas PA 212 ini ada beberapa hal yang layak untuk dicermati. Kita belum tahu persis apakah Rizieq akan pulang atau tidak ke Indonesia dalam waktu dekat. Mengingat masih ada beberapa pelanggaran hukum yang dituduhkan kepadanya.

Kita anggap dulu Rizieq akan pulang sebelum Agustus 2018, lalu partai mana yang akan mengusungnya? Dalam pandangan saya, Gerindra tidak akan mengusung Rizieq mengingat, Prabowo Subianto sudah menunjukkan tanda tanda akan bertarung pada pilpres nanti. Sedangkan Demokrat maupun PKB dalam pemahaman saya tidak mungkin mencalonkan Imam Besar FPI itu pada pilpres.

Sebenarnya PAN dan PKS juga belum menyatakan sikapnya tentang paslon pada pilpres. Andaikan PAN dan PKS juga berkoalisi mendukung Rizieq tetapi jumlah kekuatan kedua parpol ini juga belum memenuhi persyaratan untuk mengusung sendiri paslonnya.

Bagaimana kalau Rizieq belum jadi pulang? Tentunya yang didukung oleh PA 212 adalah urutan kedua yakni Prabowo Subianto. Tentang akan terjadinya rematch antara Jokowi Vs Prabowo sudah lama diprediksi termasuk analisis tentang siapa yang akan jadi cawapresnya dan dengan parpol mana Gerindra akan berkoalisi.

Artinya kalau Prabowo yang diusung maka tidak jauh bedanya dengan analisis yang telah mengemuka selama ini. Tetapi ada hal baru yang perlu dibahas berkaitan dengan rekomendasi Rakornas ini.

Selama ini mengemuka juga beberapa komentar yang menyebut selain Prabowo, figur lain yang menjadi penantang kuat Jokowi adalah Gatot Nurmantyo. Jenderal purnawirawan itu disebut penantang kuat karena muncul dugaan bahwa Gatot punya hubungan emosional  yang kuat dengan Alumni 212. Pendapat yang demikian muncul mengingat komentar-komentar bijak dari Gatot berkaitan dengan aksi-aksi Bela Islam pada Pilkada DKI 2017.

Karenanya menjadi tanda tanya mengapa nama mantan Panglima TNI itu tidak muncul pada nama-nama yang direkomendasi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam pandangan saya para simpatisan Gatot agak sedikit kecewa dengan hasil rekomendasi itu. Begitu juga nama AHY juga tidak mengemuka sehingga semakin menyulitkan bagi PA 212 untuk mempersatukan parpol yang akan mengusung paslon yang akan mereka dukung.

Selanjutnya PA 212 kelihatannya pada pilpres nanti ingin mengulang sukses seperti yang telah terjadi pada pilkada DKI yaitu dengan mengangkat thema besar Persatuan Ummat Islam.  Tetapi menurut hemat saya skema yang demikian belum cukup untuk meandingi Jokowi, mengingat dari segi dukungan Parpol, mantan Wali Kota Solo itu terbilang kuat.

Sementara Jokowi juga tengah gencar melakukan komunikasi yang bagus dengan ummat Islam di negeri ini. Di pihak oposisi, seperti  kita ketahui, sampai sekarang pun belum ada kesepakatan di antara tiga parpol yakni Gerindra, PKS, dan PAN tentang siapa yang akan diusung menjadi cawapres. Dengan demikian hasil Rakornas itu tentu tidak akan menggoyahkan posisi politik Jokowi. Kecuali Jokowi terpeleset lidah seperti halnya peristiwa Pula Seribu beberapa bulan jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Demokrasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun