Roy Suryo adalah sosok yang juga cukup dikenal oleh publik di negeri ini. Pria yang lahir di Yogjakarta 18 Juli 1968 ini pernah memangku jabatan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada pemerintahan SBY. Ia diangkat sebagai Menpora pada awal tahun 2013 menggantikan Andi Malarangeng yang ketika itu mengundurkan diri karena tersangkut masalah hukum.
Sebelum diangkat pada jabatan tersebut Roy adalah anggota DPR RI dari Partai Demokrat.
Setelah masa pemerintahan SBY berakhir, Roy masih tetap berkarir di Senayan dan sekarang masih merupakan pimpinan penting di partai yang didirikan SBY itu. Ia menjabat sebagai wakil ketua umum.
Roy juga dikenal karena sering jadi narasumber pada berbagai kegiatan. Selain itu tampil di berbagai acara di layar kaca. Dalam dua hari ini beredar berita bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, mengeluarkan larangan yang isinya tidak membolehkan Roy memberikan statement di media.
Dikutip dari media, latar belakang larangan tersebut karena banyaknya statement Roy di media yang tidak sesuai dengan posisi dan kebijakan partai. Larangan terhadapnya itu juga termasuk untuk tidak melakukan talkshow di ILC dan program TV lain.
Selain itu juga diberitakan beberapa ucapan Roy yang diduga menjadi penyebab keluarnya larangan SBY dimaksud.
- Menyatakan Koalisi Jokowi bisa bubar gara gara cawapres
Roy menyatakan Demokrat masih berambisi membentuk poros ketiga di Pilpres 2019. Poros baru itu bisa terbentuk karena menganggap koalisi pendukung Jokowi masih rapuh terutama soal penentuan bakal cawapres. - Sindir Jokowi
Roy Suryo menyindir Jokowi berkaitan dengan foto Jokowi yang diselipkan di sertifikat tanah. - Sindir tingkah PDIP berkaitan dengan kenaikan harga BBM di masa pemerintahan SBY
"Tapi kangen loh kita dulu dengan.. .sampai naik dulu BBM, sampai nangis Mbak Rieke, Bang Masinton," kata Roy.
"Kangen kita kayak gitu ....sekarang BBM naik banget, nggak nangis-nangis," tegas Roy.Yang dimaksudkan Roy dengan ucapannya ini ialah kalau di masa SBY BBM naik, maka Rieke Diah Pitaloka dan Masinton Pasaribu yang merupakan kader PDIP akan menangis. Tapi di masa Jokowi harga BBM naik, kader PDIP itu tidak mennangis.
- Pada pilpres 2024 yang akan bertarung adalah Agus Harimurthi Yudhoyono dan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi
Kalau dicermati hal hal yang diungkapkan Roy kesemuanya menjurus ke satu titik yaitu Jokowi/PDIP.
Dari tanda-tanda yang ada maka kuat kecenderungan pada pilpres 2019, Demokrat akan lebih condong berkoalisi dengan parpol pendukung Jokowi ketimbang dengan parpol pengusung Prabowo. Memang Demokrat belum secara tegas menyatakan sikapnya bahkan masih ada media yang memberitakan SBY masih akan ketemu Presiden PKS untuk membicarakan pilpres.
Tapi yang terlihat juga oleh kita, sekarang ini hubungan Demokrat jauh lebih mesra dengan Jokowi ketimbang dengan Prabowo Subianto. Andainya Demokrat bergabung ke Prabowo maka yang didapatkan partai berlambang segi tiga mercy itu hanya jatah menteri. Hal yang sama juga diperkirakan juga akan diperoleh Demokrat apabila gabung ke Jokowi. Satu satunya hambatan Demokrat gabung dengan Jokowi hanyalah kendala psikologis hubungan Megawati-SBY yang terkesan kurang harmonis.