Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PPP Inginkan Adanya Debat Romahurmuzij vs Muhaimin

19 April 2018   10:29 Diperbarui: 19 April 2018   10:41 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya demokrasi punya banyak tradisi yang bagus dan salah satu diantaranya adalah melakukan debat.
Dari berbagai bacaan yang ada diperoleh informasi bagaimana bermutunya debat yang dilakukan oleh para tokoh dalam sidang sidang di Konstituante pada akhir tahun 50 an .

Dikisahkan bagaimana pada debat itu  masing masing tokoh mengemukakan berbagai argumentasi yang rasional untuk menjelaskan alur pikirnya serta untuk membela pendapatnya.

Dan yang lebih mengesankan ,sesudah selesainya perdebatan yang bermutu itu ,para tokoh yang tadinya berdebat cukup panas itu kemudian bisa duduk bersama ,ngobrol dengan santai dan hubungan pribadi diantara keduanya tidak terganggu dengan hangat dan panasnya perdebatan yang baru mereka lakukan.

Dimasa itu juga berkembang " debating club" yaitu club untuk melatih insan insan yang ingin melatih untuk berdebat.
Debat yang sehat akan memberi kontribusi yang baik untuk pengembangan demokrasi di negeri ini.

Sekarang ini dalam rangkaian pemilihan kepala daerah oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) telah disyaratkan adanya debat publik.
Debat publik yang demikian terutama yang disiarkan melalui televisi ,radio dan media cetak dan medsos,akan memberi informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat tentang visi ,misi ,program prioritas yang akan dilaksanakan nya nanti.
Melalui debat  yang demikian ,publik juga akan dapat menilai tentang kualitas pribadi dari masing masing pasangan calon.

Dalam konteks debat yang bermutu itulah menarik untuk mencermati adanya tantangan dari Partai Persatuan Pembangunan agar digelar debat antara Romahurmuzij ,KetuaUmum PPP dengan Muhaimin Iskandar ,Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.

Tantangan untuk melaksanakan debat ini dikemukakann oleh Sekjend PPP ,Arsul Sani.
Alasan untuk melakukan debat itu ialah karena adanya ucapan Wakil Sekjend PKB,Jazilul Fawaid yang membandingkan kualitas Romahurmuzij dengan Muhaimin sebagai calon wakil presiden ( cawapres) pendamping Jokowi.

Sebagaimana dikutip dari Kompas .com ,18/4/2018,Arsul Sani mengungkapkan alasan perlunya debat " Biar kontestasi partai atau jabatan publik tak berbasis hal sifatnya nyinyir ,PPP ajak agar ada debat publik Ketua Umum PPP dengan Ketum PKB".
Menurut Arsul materi debat itu terkait isu nasional,seperti ekonomi,pembangunan dan teknologi,masalah sosial ,politik dan kebangsaan dihadapan  panel ahli.

Arsul juga mengatakan Muhaimin justru tidak berani saat hendak diadu dengan Romahurmuzij dalam sebuah acara televisi beberapa waktu yang lalu.

Dari hal hal yang dikemukakan diatas terlihatlah salah satu alasan untuk diadakannya debat itu berkaitan juga dengan siapa yang paling tepat untuk menjadi cawapresnya Jokowi pada 2019.
Sebagaimana diketahui berkaitan dengan pilpres 2019 ,PPP telah menyatakan sikap untuk mengusung Jokowi.Tetapi sikap yang demikian kelihatannya juga diikuti keinginan PPP agar Jokowi menggandeng Romahurmuzij sebagai cawapresnya.

Seperti yang kita ketahui ,Muhaimin Iskandar juga sangat menginginkan posisi itu.Bahkan partai yang didirikan Gus Dur itu memberi sinyal  akan mendukung Jokowi dengan syarat Muhaimin sebagai cawapres.

Memang dalam menentukan sikap untuk posisi cawapres terlihat PKB lebih jelas dan tegas menyatakannya dibandingkan dengan PPP.
Sikap PPP yang tidak tegas inilah yang kemudian dikomentari Wakil Sekjend PKB sebagai sikap yang masih malu malu.
Pernyataan Wakil Sekjend PKB ini jugalah pemantik munculnya tantangan debat dari PPP.

Kita belum tahu apakah tantangan debat PPP ini akan diterima atau ditolal PKB.
Tetapi kalau debat ini akan dilaksanakan ada juga hal yang perlu dicermati.
PPP dan PKB adalah parpol yang berbasiskan Islam.Andainya debat terbuka dilaksanakan ,dikhawatirkan munculnya keterpilahan pada tubuh ummat Islam oleh karena massa pemilih pada tataran akar rumput belum dapat menerima " kalah  menangnya " tokoh mereka pada debat.

Memang dalam pilkada juga diadakan debat terbuka antar paslon.Tetapi dalam pandangan saya ada beda dengan debat antar dua ketua umum parpol.

Kalau debat dilaksanakan oleh dua ketua umum parpol hal tersebut langsung menjadikan mereka pada posisi yang saling berhadap hadapan dan turunannya hal yang sama akan terjadi pada massa pada tataran akar rumput.

Selanjutnya perlu juga diingat bahwa debat ,kelihatannya bukanlah menjadi persyaratan bagi Jokowi untuk menentukan cawapresnya.

Salam Demokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun