Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teringat Telepon Umum Masa Lalu

17 April 2018   21:34 Diperbarui: 17 April 2018   22:18 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi telepon sungguh sangat cepat.Sekarang ini termasuk di desa desa merupakan hal biasa apabila seseorang punya HP.Hand Phone bukan lagi dianggap barang mewah tetapi sudah dianggap sebagai kebutuhan hidup.Berangkat dari rumah lalu ditengah jalan teringat HP tertinggal ,akan muncul rasa panik .

Rasa panik itu akan terasa lebih dalam apabila oleh karena kesibukan tidak sempat kembali ke rumah untuk mengambilnya.HP seolah olah sudah menyatu dengan ritme kehidupan keseharian.Tadi sore,Selasa,17 April 2018 saya minum di Restoran Tip Top di Jalan Kesawan ,sekarang Jalan Ahmad Yani Medan.

Restoran ini cukup terkenal di Medan dan disini banyak wisatawan mancanegara minum minum sembari ngobrol.Restoran ini sendiri adalah sebuah restoran tua didirikan tahun 1934. Restoran ini ramai bukan hanya karena makanan dan minumannya yang enak tetapi ada terasa nuansa " tempo doeloe" kalau sedang berada disini.

Demikianlah tadi sore sambil minum ,lalu mata saya tertuju kepada sebuah benda besar pada dinding restoran sebelah dalam .
Benda besar itu melekat ke dinding dan benda itu adalah telepon umum masa lalu .( seperti foto diatas).
Seingat saya telepon umum ini adalah generasi kedua telepon umum.Generasi pertamanya merupakan box telepon yang berada di pinggir jalan dan mengoperasikannya dengan memasukkan koin uang pada lubang yang tersedia.

Apabila pembicaraan masih lama ,koin uang itu dimasukkan lagi ke lubang yang tersedia itu.
Intinya kalau mau bertelepon berlama lama maka penuhilah kantong dengan koin uang.
Agak berbeda dengan generasi kedua nya karena telepon umum seperti yang ada di Restoran Tip Top itu sudah bisa juga menggunakan kartu.

Kartu telepon dimasukkan di lubang yang disediakan dan kita jadi bisa bertelepon ria. Telepon umum ini juga sudah bisa melakukan percakapan internasional atau juga yang disebut IDD Call.

Tapi perlu juga disampaikan telepon umum yang tergantung di dinding restoran TiP Top itu juga tidak dapat digunakan lagi.
Sembari minum teh manis dan menikmati cake Tip Top yang lezat itu kenangan saya terlempar ke masa lalu membayangkan perkembangan telepon .

Ingatan saya bercerita ,bagaimana dahulu telepon diengkol .Dengan " mengengkol" terhubunglah telepon itu ke operator yang ada di kantor telepon." Selamat sore mau dihubungkan ke mana ujar operator" .Sesudah menyebut nomor yang dituju ,operator memasukkan tuas ke nomor yang dimaksudkan itu dan baru lah tersambung ke nomor yang dituju.

Sesudah puluhan tahun dengan cara yang demikian barulah muncul telepon otomatis .Artinya kita bisa langsung menghubungi nomor yang kita tuju dari rumah atau kantor dan pada saat itu nomor yang ada pada pesawat telepon kita diputar .Dengan memutar nomor telepon kita bisa langsung berhubungan dengan yang dituju.

Karena telepon masih merupakan barang mewah sehingga tidaklah semua rumah atau kantor atau rumah kost punya telepon maka berdirilah banyak wartel atau Warung telepon  .Melalui wartel itulah kita berbicara dan sesudah pembicaraan selesai barulah dibayar ke kasir wartel itu.

Pada tahun 80 an mulailah kita kenal PAGER . Pager ini adalah alat panggil yang bisa dibawa kemana mana.Cara beroperasinya ,apabila kita ingin menghubungi seseorang yang kita ketahui PAGER nya maka kita menghubungi operator pager dan memberi pesan kepada alamat yang dituju .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun