Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Bung Hatta Tidak Mau Dimakamkan di Kalibata?

26 Desember 2017   20:46 Diperbarui: 28 Desember 2017   02:11 3287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada 2 hal yang menarik dari alasan Bung Hatta ini. Walaupun Sang Proklamator itu tidak mneyebut dengan jelas siapa orang yang bersalah yang dimakamkan di Kalibata itu, tetapi kita dapat menangkap pesan bahwa dalam pandangan Hatta ada sosok yang tidak tepat yang dimakamkan di sana. 

Hatta wafat di Jakarta pada 14 Maret 1980. Artinya, sebelum 1980, proklamator kita itu sudah menyadari ada orang yang bersalah yang dimakamkan di Kalibata.

Selanjutnya, Hatta juga ingin menyampaikan semacam peringatan, janganlah orang orang yang bersalah juga dimakamkan di suatu tempat yang sangat dihormati oleh bangsa ini. Pada hari atau malam malam tertentu ,misalnya pada malam tanggal 17 Agustus, di Kalibata diadakan acara "Renungan Suci" untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan.

Kalau di Kalibata ada dimakamkan orang yang bersalah maka pada malam "Renungan Suci" itu artinya bangsa ini juga memberi penghormatan kepadanya. Kemudian alasannya yang kedua tidak mau dimakamkan di Kalibata karena ia merasa dirinya adalah seorang rakyat biasa.

Alasan yang dikemukakan Bung Hatta ini kembali menunjukkan pribadinya yang tidak mengharapkan penghargaan terhadap apa yang telah disumbangkannya untuk bangsa yang ia cintai ini. 

Dengan selaksa pengorbanannya, namun Hatta tetaplah merasa Ia adalah seorang rakyat biasa. Sebuah sikap yang penuh keteladanan yang layak dicontoh.

Salam Persatuan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun