Ada 2 hal yang menarik dari alasan Bung Hatta ini. Walaupun Sang Proklamator itu tidak mneyebut dengan jelas siapa orang yang bersalah yang dimakamkan di Kalibata itu, tetapi kita dapat menangkap pesan bahwa dalam pandangan Hatta ada sosok yang tidak tepat yang dimakamkan di sana.Â
Hatta wafat di Jakarta pada 14 Maret 1980. Artinya, sebelum 1980, proklamator kita itu sudah menyadari ada orang yang bersalah yang dimakamkan di Kalibata.
Selanjutnya, Hatta juga ingin menyampaikan semacam peringatan, janganlah orang orang yang bersalah juga dimakamkan di suatu tempat yang sangat dihormati oleh bangsa ini. Pada hari atau malam malam tertentu ,misalnya pada malam tanggal 17 Agustus, di Kalibata diadakan acara "Renungan Suci" untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan.
Kalau di Kalibata ada dimakamkan orang yang bersalah maka pada malam "Renungan Suci" itu artinya bangsa ini juga memberi penghormatan kepadanya. Kemudian alasannya yang kedua tidak mau dimakamkan di Kalibata karena ia merasa dirinya adalah seorang rakyat biasa.
Alasan yang dikemukakan Bung Hatta ini kembali menunjukkan pribadinya yang tidak mengharapkan penghargaan terhadap apa yang telah disumbangkannya untuk bangsa yang ia cintai ini.Â
Dengan selaksa pengorbanannya, namun Hatta tetaplah merasa Ia adalah seorang rakyat biasa. Sebuah sikap yang penuh keteladanan yang layak dicontoh.
Salam Persatuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H