Kalau dicermati sepintas lalu alangkah ruginya Agus Harimurthi Yudhoyono ikut dalam Pilgub DKI yang lalu. Putra sulung SBY yang punya karir cemerlang di militer itu terpaksa menghentikan langkahnya karena ia dengan Silvyana Murni ikut bertarung pada kontestasi demokrasi itu.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku ia harus berhenti dari militer kalau ikut bertarung pada Pilgub.
Dengan demikian karir cemerlang yang telah dilaluinya hanya akan menjadi catatan sejarah. Anugrah Adhy Makayasa ,sebagai lulusan terbaik Akmil yang diterimanya tahun 2000 hanya menjadi bahagian cerita tentang kehebatan dirinya. Ikut Sesko di Amerika Serikat ,hanya akan menjadi indikator bahwa ia memang punya bakat intelektual untuk memimpin TNI dimasa yang akan datang. Banyak orang meramalkan pria  kelahiran Agustus 1978 itulah yang akan menjadi pimpinan TNI dimasa mendatang.
Tetapi demi maju pada pilgub ,semua impian itu harus disingkirkannya karena dengan pangkat Mayor dengan masa tugas enam belas tahun ia harus meninggalkan TNI ,alma mater yang dibanggakannya . Kita masih ingat betapa AHY juga menitikkan air mata ketika ia menyampaikan " pidato " perpisahan dengan TNI yang telah membinanya mulai dari bukit Tidar Magelang sejak 1997.
Ketika AHY harus mundur dari TNI banyak pihak yang juga menyalahkan SBY karena seolah olah dengan target  politik tertentu ,presiden dua priode ini menjadikan putra sulungnya sebagai alat untuk memenuhi ambisi politiknya. Dan semacam " duka cerita" masih berlanjut lagi ketika ternyata pada pilgub DKI putaran pertama ia kalah dan berada pada posisi ke 3 dengan raupan suara sekitar 18,1 persen.Dengan posisi yang demikian maka tertutuplah pintu buat AHY-Sylviana maju ke putaran berikutnya.
Tetapi begitu  beberapa lembaga survei merilis hitung cepat yang menyatakan AHY -Sylviana pada posisi ketiga ,dengan sigap AHY menunjukkan kematangan pribadinya. Melalui konferensi pers ia mengakui kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada kedua pasangan yang keluar sebagai pemenang. Tidak hanya melalui konferensi pers ,tetapi AHY juga menghubungi Ahok dan Anies Baswedan melalui telepon sekaligus memberi ucapan selamat untuk kemenangan kedua " rival" nya itu.
Tindakan putra sulung SBY tersebut direspon secara positif oleh publik dan berbagai pujian pun mengalir kepadanya. Kematangan pribadinya selama dibesarkan dilingkungan TNI semakin terlihat karena dengan kekalahan yang dialaminya ,pria tamatan Akmil tahun 2000 itu tidak menjadi berpangku tangan " menangisi " nasib yang dialaminya.
Ia langsung bergerak mendatangi banyak kelompok masyarakat dan mengajak generasi mudah agar tidak cepat menyerah dan harus mampu move on dari kekalahan. AHY menjadi motivator ,memberitahu anak anak muda negeri ini agar jangan cepat menyerah.
Kakak Ibas ini sepertinya mengajarkan kembali ungkapan lama kita ,bahwa dalam perjuangan yang dilakukan dengan tulus maka tidak akan ada pengorbanan yang sia sia.
Seperti yang diberitakan media, kunjungan AHY ke berbagai kota dan kampus mendapat sambutan hangat dari generasi muda maupun dari masyarakat. Pensiunan mayor itu juga mengunjungi Ahok yang ditahan di Mako Brimob.Keduanya mengobrol dengan asyik  dan saling curhat.
Selain kunjungan yang demikian ,SBY dan AHY juga melakukan beberapa manuver politik yang cantik.
AHY hadir pada halal bil halal di Istana pada Syawal yang lalu.Ia juga berkunjung ke Jokowi .SBY hadir pada peringatan detik detik proklamasi tanggal 17 Agustus 2017 di Istana Negara dan mengikuti foto bersama dengan Jokowi,Ibu Iriana ,JK ,Ibu Mufidah Jusuf Kalla,Megawati Sukarnoputri presiden ke 5 RI dan juga dengan BJ Habibie ,presiden ke-4.
Di Istana ,SBY juga berjabat tangan dengan Megawati sebuah jabat tangan yang sangat langka karena dipersepsikan selama ini hubungan pribadi diantara kedua tokoh bangsa ini dinilai kurang harmonis. SBY juga beberapa kali mengunjungi Jokowi di Istana yang kesemuanya menunjukkan indikasi bahwa SBY mendukung pemerintahan Jokowi -JK.
Kehadiran SBY ,Ibu Ani beserta keluarga pada pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Solo,8 November 2017 semakin memberi gambaran bahwa hubungan antara presiden ke 6 dan presiden ke 7 itu semakin mesra . Dengan berbagai kombinasi tindakan yang disebutkan  diatas maka hari hari belakangan ini AHY terlihat mulai menuai hasil secara politis.