Kedua, mengikuti aksi untuk menegakkan fatwa MUI
Ketiga,yang tidak menginginkan Ahok terpilih sebagai Gubernur DKI
Keempat ,massa FPI dan yang simpati kepada Habib Rizieq
Kelima ,massa yang merasa eksistensi organisasinya terancam oleh pemerintahan Jokowi seperti HTI
Keenam ,massa yang tidak senang terhadap Jokowi dan menginginkan agar Jokowi tidak terpilih lagi sebagai presiden.
Ketujuh,massa yang berasal dari parpol yang menginginkan tokoh lain sebagai presiden
Kedelapan,simpatisan Amien Rais,Fahri Hamzah,Fadli Zon ,Yusril Ihza Mahendra atau tokoh lainnya yang mendukung Aksi Damai 212.
Delapan faktor pendukung aksi 212 tahun 2016 tentu berbeda dengan keadaan hari ini.
Sekarang ini tidak ada lagi hal yang berhubungan dengan penistaan agama oleh Ahok,tidak ada lagi fatwa MUI yang berkaitan dengan penistaan  agama .Organisasi yang menyelenggarakan Reuni Alumni 212 bukan lagi GNPF-MUI.
Hal lainnya yang berbeda,sekarang ini tidak ada proses pilgub DKI dan Anies-Sandi sudah dilantik sebagai pemimpin baru Jakarta.
Kemudian salah satu faktor penting lainnya ,diperkirakan Habib Rizieq tidak akan menghadiri secara langsung Reuni Alumni 212.Kemungkinan Imam Besar FPI tersebut akan menyampaikan pidato nya melalui tele conference atau sejenis streaming live.
Walaupun ada faktor faktor pembeda Aksi 212 dengan Reuni Alumni 212 tetapi tetap terlihat adanya upaya untuk terus melanggengkan " Spirit 212" .Hal ini tercermin antara lain melalui diselenggarakannya Kongres Alumni 212 yang dilaksanakan bersamaan dengan Reuni Alumni 212.Kongres dimaksud dilaksanakan di Wisma Persaudaraan Haji Cempaka Putih yang telah dibuka oleh Amien Rais pada 30 November 2017.
Kongres Alumni 212 dan Reuni Alumni menyiratkan adanya keinginan yang kuat untuk melembagakan potensi alumni tersebut.
Hal ini antara lain dapat disimak dari keterangan Slamet Ma'arif,Wakil Ketua Panitia Reuni Alumni 212.