Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Setnov tentang Semangat Juang Mengarungi Kehidupan

21 November 2017   23:43 Diperbarui: 22 November 2017   00:01 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Mendengar nama Setya Novanto belakangan ini tentu sebahagian besar dari kita akan melihat dari sisi negatif.Maklumlah sosok yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini beberapa kali tidak menghadiri panggilan KPK sehubungan dengan dugaan kasus korupsi e- KTP.
Banyak dalih yang digunakannya maupun yang digunakan pengacara nya untuk menolak panggilan komisi anti rasuah itu.


Banyak komentar yang muncul yang menyatakan bukankah seharusnya sebagai ketua lembaga tinggi negara dan juga sebagai ketua umum partai politik ,Setnov harus memberi contoh kepada masyarakat bagaimana seharusnya menghargai dan menghormati hukum dan lembaga penegak hukum.


Beberapa tindakan maupun keadaan yang " menimpa" Novanto justru membuat sebahagian masyarakat tidak mempercayainya malahan ada juga yang membuat meme ketika ia dirawat di salah satu rumah sakit pada akhir September yang lalu.
Kejadian pekan lalu ,15 November 2017 ,ketika ia tidak berada di kediamannya ketika akan dijemput paksa oleh penyidik KPK membuat simpati sebahagian masyarakat menjadi sangat berkurang.


Ketidak simpatian itu semakin bertambah lagi ketika ia mengalami kecelakaan yang dengan keadaan berdarah darah ,ada luka di pelipis matanya dan juga ada benjolan sebesar bakpao.


Ternyata kegawatan kondisinya tidak seperti yang dilukiskan karena nyatanya oleh RSCM dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dinyatakan ia tidak perlu dirawat inap di rumah sakit .Pendapat tersebut kemudian dijadikan KPK Sebagai rujukan sehingga Setnov dibawa dan ditahan di Rutan KPK.


Selain dugaan kasus korupsi e- KTP ,oleh banyak kalangan ia disebut terindikasi juga ,terlibat dalam beberapa kasus lainnya.
Dengan " wajah " Setya Novanto yang penuh stigma itu apakah masih ada hal hal yang positif yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidupnya ?.


Ada juga ungkapan yang mengatakan ,kita dapat belajar dari siapapun  termasuk dari musuh bahkan dari orang yang kita benci .
Dengan bertitik tolak dari anggapan kita dapat belajar dari siapapun ,rasanya tidak berlebihan kalau mengatakan dari Setya Novanto kita juga dapat belajar tentang bagaimana kegigihan yang dimilikinya dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.


Sebelum artikel ini ditulis ,saya juga sudah ada mendengar penggalan penggalan kisah hidup Ketua DPR itu.


Tetapi gambaran tentang perjalanan hidupnya semakin jelas seusai membaca Kompas .com ,21/11/2017.


Luar biasa ,dalam episode kehidupannya ,Setnov pernah menjadi sopir.Walaupun ia menjalani hidupnya sebagai sopir tetapi ia tetap punya cita cita besar ,ingin menyelesaikan kuliahnya.


Untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ,Setnov pernah tinggal di rumah keluarga Hayono Isman (mantan Menpora).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun