Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 1958 Pesawat Pembom CIA Ditembak di Ambon

25 Oktober 2017   06:08 Diperbarui: 25 Oktober 2017   06:29 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sukarno dalam buku " Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" yang ditulis oleh Cindy Adams menceritakan ,disatu pagi hari Minggu dalam bulan April 1958 pesawat pesawat pemberontak melakukan serangan terkutuk terhadap pulau Ambon yang sebahagian besar penduduknya beragama Kristen dan tepat mengenai sebuah gereja. Semua orang yang sedang melakukan ibadah didalam gereja itu mati terbunuh. Dalam satu kali serangan saja 700 rakyat tak berdosa tewas karena pemboman itu.

Menurut Bung Karno ,meriam penangkis udara yang sudah tua menembak sebuah pesawat B 52 dan pilotnya jatuh dalam keadaan hidup dan ditangkap.Ternyata pilot itu adalah Allen Pope ,seorang warga Amerika Serikat. Setelah kejadian itu ,dalam pembicaraannya dengan Duta Besar Ameika Serikat ,Bung Karno langsung menuduh bahwa Amerika,Taiwan dan Inggris secara aktif membantu pemberontak. 

Kemudian Bung Karno lebih tegas lagi mengatakan kepada Dubes AS itu bahwa Allen Pope ditugaskan CIA. Proklamator kita itu yakin bahwa Allen Pope agen CIA karena pesawat B 52 yang dikemudikannya pasti mengisi bahan bakar di pangkalan Amerika atau Inggris yang dekat dengan Ambon.Pangkalan tersebut bisa Singapura milik Inggris atau pangkalan Amerika di Pilipina.

Ketika Bung Karno mendesak jawaban dari AS kenapa Allen Pope memerangi kami ,maka Dubes menjawab" oleh karena dia dengar tuan Komunis dan dia hendak menyumbangkan tenaga dalam perjoangan melawan Komunisme". 

Seperti yang sering kita baca bahwa Central Intelligence Agency (CIA) adalah dinas rahasia AS yang sering beroperasi di negara lain. Berbagai bentuk aktivitas dinas rahasia ini dilaksanakan terutama bertujuan untuk menyingkirkan seorang Kepala Negara yang kebijakannya merugikan negara adi daya itu. Situasi tahun 1958 yang diceritakan Bung Karno itu berkaitan dengan pergolakan bersenjata yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.

PRRI adalah pergolakan bersenjata yang digelar di Sumatera Barat dan Sumatera Utara sementara Permesta adalah pergolakan bersenjata yang digelar di Sulawesi dan juga Ambon. Sejarah menunjukkan bahwa PRRI / Permesta ini adalah sejenis gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Jakarta. Gerakan politik dan bersenjata ini lah yang kemudian oleh Bung Karno dinyatakan mendapat bantuan dari CIA.

Memang ketika terjadinya peristiwa PRRI/Permesta sangat kuat tercium indikasi bahwa AS sangat mendukung gerakan bersenjata ini .Hal ini antara lain terlihat dari persenjataan modern yang dimilikinya. Penulis yang ketika terjadinya peristiwa PRRI/Permesta masih berada di Padangsidimpuan Sumatera Utara,melihat sendiri persenjataan modern itu seperti bazooka buatan AS .Pada masa itu TNI ( disebut dengan istilah Tentara Pusat) bahkan belum memiliki senjata sejenis itu.

Kemudian tentang Allen Pope, berdasarkan penuturan Wikipedia ,diperoleh informasi bahwa warga AS ini sebelum melakukan pemboman di Ambon sudah punya pengalaman tempur di berbagai tempat. Ia sudah melakukan berbagai penerbangan berbahaya di Vietnam dan Laos untuk membawa kebutuhan logistik.Ia juga terlibat dalam Perang Korea dan juga terlibat dalam pertempuran di benteng Dien Bhin Phu melawan pasukan Vietnam dibawah pimpinan Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap,jenderal Vietnam yang legendaris.

Dalam misinya untuk membantu Permesta ,Pope kemudian ditugasi sebagai pilot AUREV ( Angkatan Udara Revolusioner) yang berpangkalan di Bandar Udara Mapanget,Manado yang sekarang dikenal sebagai Bandar Udara Sam Ratulangi. Kemudian CIA sendiri sebenarnya sudah menyediakan 15 pesawat pembom B-26 untuk PRRI /Permesta yang disiagakan di sebuah lapangan terbang di Pilipina. Namun kelihatannya sikap AS mulai berobah kepada pemerintahan Sukarno setelah Pope ditangkap.

Oleh karena sangat kuat bukti bukti bahwa Allen Pope adalah agen CIA maka sikap AS menjadi lebih lunak kepada Sukarno dan menghentikan bantuannya untuk PRRI /Permesta. Bahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat masa itu,John Foster Dulles menyatakan apa yang terjadi di Sumatera ( maksudnya PRRI) adalah urusan dalam negeri Indonesia.Sikap yang sama juga dikemukakan oleh Dwight D Eisenhower,Presiden Amerika Serikat. 

Sesudah pesawatnya ditembak dan Allen Pope dalam keadaan selamat walaupun menderita luka parah maka tidak lama kemudian ia dihadapkan ke Pengadilan Militer Indonesia. Oleh Pengadilan Militer ia dijatuhi hukuman mati. Tetapi ketika hubungan Indonesia dengan AS mulai membaik dibawah kepemimpinan John F Kennedy maka kemudian  Presiden AS yang legendaris itu berhasil melobby Sukarno agar Allen Pope dibebaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun