Memang dalam penjelasannya Anies mengatakan bahwa pribumi yang dimaksudkannya adalah istilah pada jaman penjajahan dulu. Kalau hal itu yang dimaksudkannya kan lebih bijaksana dibungkusnya dalam kalimat "dulu bangsa kita ditindas dan dikalahkan.Kini telah merdeka ,saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri".
Munculnya tapsiran publik bahwa yang dimaksud Anies dengan kata pribumi itu adalah  golongan penduduk tertentu,karena pada pidatonya, pemimpin baru DKI itu mengutip pepatah Madura yang artinya "Itik yang bertelor ayam yang mengerami". Siapakah yang dimaksudkannya dengan " itik" dan " ayam " itu.
Dalam pidato perdananya tokoh yang baru dilantik sebagai pimpinan DKI itu juga mengatakan saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Karena pidato Anies merupakan pidato perdana dan menyebut saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri ,lalu muncul pertanyaan, siapakah sekarang ini menjadi tuan rumah di Ibu Kota Republik ini.
Dari hebohnya pemberitaan dan tanggapan tentang pidato nya tersebut maka disarankan agar mantan Mendikbud itu lebih hati hati dengan penggunaan istilah. Penggunaan istilah yang baik ialah yang tidak menimbulkan multi tapsir yang justru juga dianggap tidak akan menyinggung siapapun juga.
Selayaknyalah Anies-Sandi mengingat kembali panasnya pertarungan politik pada pilgub yang lalu. Karena kerasnya pertarungan itulah, kedua pemimpin baru Ibu Kota itu harus menjaga semua tutur katanya karena semua yang diucapkan dan yang dilakukan selalu dalam pengamatan publik.
Kita tentu paham, salah satu  tugas pemimpin baru DKI ialah menciptakan iklim politik yang sejuk, suasana politik yang tidak menimbulkan kegaduhan. Tetapi baru satu hari bertugas, pidato Anies sudah banyak dikecam bahkan sudah ada yang mengadukannya ke Polda Metro Jaya karena ucapannya tentang pribumi itu.
Yaa memang iklim politik Jakarta sangat keras dan dinamis dan dalam suasana yang demikianlah keduanya akan berkerja untuk mewujudkan janji janjinya dalam kampanye.
Selamat bertugas Anies-Sandi
Salam Persatuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H