Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gus Dur Berdebat tentang Islam dan Kekerasan

8 September 2017   05:29 Diperbarui: 8 September 2017   08:11 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Abdurrahman Wahid ,Presiden ke-4 RI dilahirkan di Jombang ,Jawa Timur ,7 September 1940.Untuk mengenang hari kelahirannya ,Kompas.com ,7/9/2017 menghadirkan berbagai arukel menarik tentang mantan Ketua Umum PB NU tersebut.


Salah satu  artikel menarik itu ialah perdebatan Gus Dur membela Islam yang damai di Melbourne Australia.


Oleh Kompas.com dikisahkan pada 1995 ,Gus Dur mengikuti sebuah konferensi bertajuk " Islam,Modernitas dan Globalisasi " yang digelar Deakin University Melbourne,Australia.


Dalam konferensi tersebut seorang warga negara Pakistan ,Asaf Hussain dari Universitas Terbuka Leicester di Inggris membacakan makalah berjudul " The Islamic Resistance between Modernism and Postmodernism".


Makalah itu membahas tentang pembenaran perjuangan dengan kekerasan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon.


Garis besar argumen Asaf Hussain  ialah pada dasarnya ,nasionalisme Islam atau negara kebangsaan ( nation state) dalam Islam adalah salah.
Semula menurut Asaf Husein ,negara Islam berbentuk kekhalifahan ,kemudian menjadi kesultanan ,dan kemudian menjadi negara kolonial ,hingga kemudian menjadi negara kebangsaan ( nation state).


Bagi Hussain ,nation state adalah pengaruh dari pemikiran Barat atau westernisasi yang terjadi di negara jajahan .Menurut dia ,orang Islam yang sekuler bukan lah Muslim sejati.


Selanjutnya Hussain mengatakan ,mereka harus memilih antara pemikiran Islam dan pemikiran modern.Bagi Hussain tradisi lokal dan budaya setempat juga menjadi hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.


Kalimat kalimat Asaf Hussain itu diucapkan sekitar dua puluh dua tahun yang lalu dan sekarang rasanya hal hal yang dilontarkannya pada konferensi itu terasa tidak asing di negara kita ini.


Berbagai substansi yang dikemukakannya rasanya semakin sering kita dengar. Bukankah beberapa waktu yang lalu di Mahkamah Konstitusi oleh Mendagri diputar video ulang tahun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam halmana oleh pembicara pada ulang tahun itu diucapkan kalimat "hancurkan sekat sekat nasionalisme yang telah memecah belah kita".


Inti ucapan ini sejalan dengan yang dimaksud Asaf Hussain yang menyatakan negara kebangsaan atau nation state dalam Islam adalah salah.
Karenanya pemikiran yang demikian kelihatannya tidak mengenal konsep bangsa.Dengan demikian yang ada bukanlah bangsa tetapi ikatan kenegaraan yang disatukan oleh ke-Islam-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun