Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setnov Tersangka, Muncul Potensi Friksi Internal pada Partai Golkar

18 Juli 2017   06:26 Diperbarui: 18 Juli 2017   15:48 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ,Senin,17 Juli 2017 mengemukakan KPK menetapkan tersangka baru dalam kasus e-ktp yaitu Setya Novanto,Ketua DPR RI.Selain ketua dpr ,Setya Novanto yang sering disapa Setnov juga adalah Ketua Umum Partai Golkar.Penetapan Setnov sebagai tersangka diperkirakan akan memunculkan pergulatan internal di partai berlambang pohon beringin tersebut.

Sesungguhnya ibarat orang sakit,golkar juga baru sembuh dari penyakit parah yang dideritanya sekitar satu setengah tahun. Penyakit parah itu diawali dengan munculnya perseteruan antara kubu Abu Rizal Bakrie dengan kubu Agung Laksono.

Perseteruan semakin menjadi jadi ketika pada 6 Desember 2014,kubu Agung Laksono, Wakil Ketua Umum Partai Golkar menggelar Munas Tandingan di Ancol sebagai protes terhadap Munas Bali yang telah memilih kembali Abu Rizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar.Menurut Agung Laksono dan kawan kawan ,Munas Bali tidak demokratis karena  dipaksakan untuk meloloskan kembali Abu Rizal  Bakrie sebagai ketua umum.
Selain menentang pelaksanaan Munas di Bali ,Agung Laksono juga menyatakan mendukung pemerintahan Jokowi-JK.

Sebagaimana diketahui  pada pIlpres2014,partai golkar dibawah pimpinan Ketua Umum Abu Rizal Bakrie merupakan pendukung utama pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dan golkar merupakan elemen penting dalam Koalisi Merah Putih ( KMP) yang dianggap koalisi parpol yang tidak mendukung Jokowi-JK.

Betapa parahnya perpecahan partai berlambang beringin pada masa itu ditunjukkan antara lain terbentuknya kepengurusan ganda partai sampai ke tingkat kabupaten/ kota.

Pada masa pilkada serentak gelombang pertama 15 Desember 2015, partai golkar yang dilanda perpecahan itu hampir tidak dapat ikut mengusung calonnya pada pilkada serentak dimaksud .Untunglah KPU membuat ketentuan ,partai golkar dapat mengusung pasangan calon sepanjang kedua kubu partai yang berseteru menyepakati pasangan calon yang sama.

Perseteruan kubu Abu Rizal Bakrie dengan kubu Agung Laksono baru selesai pada Munaslub Partai Golkar di Bali dalam halmana tanggal 17 Mei 2016 ,munaslub memilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum yang baru.

Banyak analisa yang mengemuka pada waktu itu kenapa Setnov yang terpilih dan juga disepakati oleh kubu yang bertikai. Analisis itu menyebut Setnov disepakati karena ia relatif tidak terlalu memihak pada salah satu kubu yang berseteru.Selanjutnya Setnov jago melobbi peserta munaslub dan hal yang paling penting lagi terbentuk persepsi bahwa Setnov didukung dan direstui istana.

Walaupun pada munslub dimaksud Setnov bukanlah calon tunggal karena ada penantang potensialnya Ade Komaruddin tetapi pada putaran kedua pemilihan ketua umum,Ade Komaruddin mengundurkan diri dari gelanggang pertarungan sehingga Setnov otomatis terpilih jadi ketua umum.
Setelah terpilih jadi ketua umum,golkar dengan cepat membuat manuver politik dengan menyatakan mendukung Jokowi pada pilpres 2019 nanti.

Pernyataan itu merupakan hasil Rapimnas Partai Golkar Juli 2016.Dibawah pimpinan Setya Novanto ,partai golkar dengan resmi menyatakan sebagai partai pendukung pemerintah dan untuk itu partai berlambang pohon beringin itu diberi satu kursi menteri pada kabinet Jokowi yaitu Airlangga Hartanto,Menteri Perindustrian yang dilantik Jokowi pada 27 Juli 2016.

Setelah Setnov menjabat ketua umum partai golkar terlihat adanya hubungan yang harmonis antara golkar dengan Jokowi.
Setnov sangat piawai menggunakan kedudukannya sebagai ketua partai terbukti ia terpilih kembali sebagai ketua dpr menggantikan Ade Komaruddin.Sebagaimana diketahui pada masa itu ,Setya Novanto telah lengser dari jabatannya sebagai ketua dpr karena terlibat kasus "Papa Minta Saham".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun