Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlukah Anies Minta Maaf?

6 Oktober 2016   08:59 Diperbarui: 6 Oktober 2016   09:16 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diberbagai media kita baca Anies Baswedan telah menyampaikan permohonan maaf kepada Prabowo Subianto sehubungan dengan beberapa tudingan negatip yang dikemukakan Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi/JK  tersebut kepada mantan Pangkostrad dalam Pilpres 2014 yang lalu .Menurut keterangan Mardani Ali Sera ,Ketua Tim  Pemenangan Anies-Sandiaga Uno ,Anies mengaku khilaf pernah menyebut Prabowo Subianto didukung kelompok Mafia saat maju sebagai calon presiden 2014 (JPNN.com).

Permohonan maaf adalah perbuatan yang mulia dan terpuji karena yang berani meminta maaf adalah orang yang ikhlas, berjiwa kesatria karena berani mengakui kesalahannya dan sekaligus  ingin memperbaiki hubungan dengan sesama.

Tapi sebelum melanjutkan tulisan ini saya jadi teringat dua orang pemilik warung nasi yang merupakan tetangga kami dulu di kampung.A adalah pemilik warung dan sekaligus menjual nasi tapi jualannya tidak terlalu laku dibandingkan dengan warung nasi milik B.Melihat keadaan ini,A pasang "strategi" dengan menyampaikan secara berbisik kepada orang lain bahwa banyak orang setelah makan di warung B menjadi sakit perut karena B masih menjual nasi semalam yang tidak laku.

Bisik berbisik ini ternyata membuahkan hasil karena lama kelamaan pengunjung warung B berkurang dan akhirnya gulung tikar.Sesudah empat tahun berlalu A datang menemui B dan menyampaikan permohonan maaf nya dan mengakui terus terang perbuatan masa lalunya.Ketika B menanyakan ke A apa yang mendorongnya untuk meminta maaf,A menjawab selama bertahun tahunmerasa tidak tenang dan merasa bersalah terhadap B karena ia telah menebarkan fitnah.Bagaimana kita melihat kualitas ketulusan dan esensi moral permohonan maaf seperti ini?.

Sekarang dilanjut lagi bahasan tentang permohonan maaf Anies.

Dari sisi momentum penyampaian permohonan maaf menjelang diusungnya Anies sebagai calon gubernur oleh Gerindra dan PKS ,biar bagaimanapun akan timbul kesan yang kuat bahwa permohonan maaf disampaikan karena akan maju melalui Gerindra yang nota bene Ketua Umumnya adalah Prabowo Subianto.Agak beda persepsi yang muncul andainya permohonan maaf tersebut disampaikan setahun yang lalu.Pada Permohonan maaf sekarang ini terbersit kesan karena adanya pamrih, jadi elemen ikhlas nya menjadi tipis begitu juga dari sisi moralitasnya.

Muncul pertanyaan ketika Anies melemparkan stigma negati p kepada Prabowo dua tahun yang lalu itu apakah ia punya data atau fakta yang menunjukkan bahwa Mafia mendukung Prabowo dan kalau fakta tersebut ada apakah Anies telah melakukan cross check terhadap kebenarannya.Atau Anies hanya mendengar cerita dari orang lain atau malahan hal tersebut hanya karangannya sendiri.

Hal ini penting kalau dilihat dari ukuran moral karena selama ini terbangun anggapan yang kuat bahwa Anies Baswedan adalah seorang intelektual yang cemerlang dan kegiatan serta jabatan yang didudukinya juga sarat dengan unsur moralitas yang tinggi karena pada usia 38 tahun menjadi Rektor Universitas Paramadina,sebuah institusi yang didirikan Nurcholis Majid seorang intelektual dan Pemikir Muslim yang tersohor namanya.Anies juga menggagas Indonesia Mengajar sebuah kegiatan mulia untuk mencerdaskan bangsa dan kemudian pria kelahiran 7 Mei 1969 ini menduduki jabatan yang juga berhubungan dengan peningkatan moralitas yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sekarang permohonan maaf Anies telah dikabarkan kepada khalayak ramai lalu apa kemungkinan konsekuensinya.

Prabowo Subianto memperoleh nilai A plus karena ia telah memaafkan Anies Baswedan.Tetapi untuk pendukung fanatik Prabowo pada  Pilpres yang lalu kesannya bisa jadi lain.Luka lama bisa kambuh lagi karena figur yang dua tahun yang lalu memberi stigma negatip kepada idolanya sekarang mereka menjadi satu  barisan malahan yang dulu dianggap"lawan "sekarang sudah berada di ruang tengah rumah mereka.

Kemudian khalayak ramai juga melihat bahwa Anies yang selama ini dianggap sebagai  intelektual penjaga nurani bangsa ternyata pernah melakukan "kekhilafan" pada sebuah perhelatan politik tahun2014 yang kemudian juga memperoleh "imbalan"sebagai Menteri.Apakah ini semua tidak akan mengobah persepsi terhadap Anies ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun