Mohon tunggu...
El Maravilla
El Maravilla Mohon Tunggu... -

akuntan - mahasiswa , lagi belajar menulis, mohon bimbingannya suhu2 :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gosip??? Hmmmmmmm

23 Juni 2013   22:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:32 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat akan khutbah Jum’at di kampus tempo hari, membahas mengenai gosip menggosip yang masuk kategori ghibah. Yuppp, sebetulnya udah sering denger tapi entah knapa kali ini tergugah juga.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahukah kalian, apakah  itu ghibah? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah SAW menjawab, jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya. (HR. Muslim)

Salah satu contoh dari ghibah adalah menggosip tentang sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Saat ini melalui kecanggihan teknologi kita dapat menyebarkan berita dengan satu kali klik share saja, bisa lewat fesbuk, twitter, k . Jika berita yang kita sebarkan ternyata tidak benar maka kita berdosa terhadap personal yang kita gosipkan tersebut. Dan dosa kita itu dihitung berdasarkan berapa banyak orang yang melihat dan turut menyebarkan berita gosip itu, apalagi jika pada saat menyebarkan mereka menambah-nambahi dengan penyedap segala rupa, semaknyus itulah dosa kita kawan....

Dosa kepada sesama  manusia hanya bisa dihapus jika kita mendapatkan maaf dari manusia tersebut. Bayangkan berapa banyak sudah berita gosip yang kita sebar tanpa sengaja, dan kita harus meminta maaf  secara personal sampai si korban gosip itu ridho memaafkan kita. Rempong kan? Mikirinnya aja dah males,,,,hehe

Maka untuk amannya lebih bijaklah dalam menyebarkan suatu informasi, jika memang masih belum yakin akan kebenarannya alangkah bijaknya jika kita tahan dulu pada diri kita dibanding menebarkan nya ke khalayak umum hanya karna mulut or tangan yang dah kegatelan.

Nb : ada saatnya kita harus aktif dan kritis dalam situasi tertentu, namun terkadang “diam adalah sebenar-benarnya emas” , kawan  ;)


Sumber:

-http://m.dakwatuna.com/2013/04/11/31057/antara-ghibah-dan-dusta/#ixzz2X3Al60qK

-ustad khutbah Jumat di kampus sayah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun