Rabu, 24 Februari 2016 pondok pesantren Edi Mancoro yang terletak di desa Gedangan, Tuntang, Kab. Semarang mendapat kunjungan dari Duta Besar Inggris, Mr. Moazam Malik, dalam rangka mempererat hubungan Indonesia dengan Inggris.
Rombongan Dubes Inggris tiba di Dhalem pukul 08.30 untuk sowan abah kyai Mahfud Ridwan.
Setelah dari dhalem, dubes beserta rombongan berjalan kaki menuju Aula Pondok Pesantren Edi Mancoro untuk sarasehan bersama para santri, disambut oleh santri dengan berjejer dan membawa bendera Inggris dan Indonesia serta diiringi sholawat oleh grup rebana Al Badar, kemudian masuk ruangan Aula disambut oleh grup SK dengan lagu Shalom.
Selain ke Pesantren Edi Mancoro Dubes beserta rombongan juga mengunjungi UIN Semarang, Pondok Pesantren Futuhiyyah. Dan setelah dari Pondok Edi Mancoro dilanjutkan ke Jogja.
Sarasehan dimulai pukul 09.25 Sambutan dari Gus Muhammad Hanif tentang Pondok Edi Mancoro. Kegiatan tersebut diikuti dengan antusias oleh santri yang rata-rata adalah mahasiswa.
Tidak ada negara yang kuat untuk mengatasi permasalahan sendiri. Perlu adanya kerja sama antara beberapa negara untuk kepentingan bersama. Kampanye perdamaian dunia menjadi isu dunia saat ini. Beliau berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi masalah kedepan.”
“Adakah peran santri dalam misi perdamaian dunia?” tanya iva salah satu santri Edi Mancoro.
“Salah satunya dengan pendidikan, Belajar bahasa Inggris, menjaga kebudayaan Indonesia, kebudayaan agama, menjaga atau menjalin kerja sama dengan luar negeri.”
Bahasa Inggris penting dalam dunia bisnis internasional, perguruan tinggi, politik, untuk meningkatkan prospektif tersebut dengan belajar bahasa Inggris.” Lanjutnya.
“Dibanding negara lain, Indonesia lebih demokrat, toleran dan plural dibanding dengan negara-negara Timur Tengah yang secara agama lebih sempit.” Ujar Moazzam Malik.
Beliau juga berharap negara muslim yang lain belajar dari pengalaman Indonesia.