Mohon tunggu...
maratun solikhah
maratun solikhah Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya adalah seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Masjid Raden Sayyid Kuning

17 Desember 2022   17:46 Diperbarui: 17 Desember 2022   18:08 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masjid Raden Sayyid Kuning

Masjid Raden Sayyid Kuning merupakan sebuah masjid bersejarah yang terletak di Dusun I, Onje, Kec. Purbalingga, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah.  Desa Onje terletak di sebelah utara kota Purbalingga dan merupakan dataran tinggi. Adapun perbatasan wilayah Desa Onje adalah sebagai berikut; sebelah utara berbatasan dengan Desa Kradenan, dan Desa Tangkisan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karangturi dan Desa Banjaran, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Sindang dan sebelah barat Desa Mangunegara dan Desa Salaganggeng Desa Onje memilki luas wilayah 383.410 ha dan terdiri dari 4 dusun, masing-masing dusun dipimpin oleh Kepala Dusun.

Hingga abad ke-14 Masehi, wilayah Desa Onje masih berbentuk hutan dan belum ditinggali oleh manusia. Permukiman mulai dibangun ketika seorang ulama yang bernama Syekh Syamsudin datang ke wilayah tersebut. Syamsudin merupakan utusan dari negeri Arab yang datang ke Pulau Jawa untuk membantu menghentikan penyebaran wabah penyakit. Dalam perjalanannya, ia singgah di hutan yang nantinya menjadi Desa Onje. Ia beristirahat untuk salat di atas sebuah batu. 

Ia kemudian mulai melakukan pembangunan masjid di tempat salatnya. Masjid yang ia bangun masih berupa bangunan dasar. Pembangunan masjid kemudian diteruskan oleh seorang ulama lainnya yang bernama Raden Sayyid Kuning. Ia adalah murid dari Sunan Kalijaga yang diutus untuk menyebarkan agama Islam di daerah Purbalingga dan sekitarnya. Pembangunan Masjid Raden Sayyid Kuning diadakan pada masa kekuasaan Kesultanan Demak. Setelah pembangunan masjid selesai, Raden Sayyid Kuning menjadi imam masjid yang pertama di desa tersebut

Periode Pertama

Masjid Raden Sayyid merupakan bentuk peninggalan sejarah islam. Masjid ini yang diapakai oleh Raden Sayyid Kuning untuk menyirkan agama Islam. Masjid ini diyakini menjadi masjid pertama di Jawa dan didirikan sebelum Masjid Demak.  Konon ceritanya masjid ini pertama dibangun pada tahun 1300 M oleh Syekh Syamsuddin dan Syekh Mubakhir dari Mekah. Pada waktu itu, tempat ini masih seperti hutan. Syekh Syamsuddin dan Syekh Mubakhir datang ke Onje pada malam hari untuk  melaksanakan sholat tahajud. 

Tempat untuk sholat itu adalah sebuah batu. Di tempat batu inilah yang kemudian berdiri sebuah masjid. Batu tersebut sekarang tersimpan dibawah lantai keramik tepatnya di bawah mimbar Masjid Raden Sayyid Kuning. Di atas batu besar itu kemudian di bangun masjid yang masih sederhana yang terbuat dari pohon pakis. Menurut imam masjid tersebut Bapak Kyai Maksudi, dulunya dinding masjid terbuat dari batu kali, dan disekelilingnya tidak ada jendela.

Periode Kedua

Kemudian,  pada tahun 1500 M, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kudus mandi di sungai yang membagi menjadi tiga yang bernama jojok telu. Mereka melaksanakan sholat di sebuah masjid kecil yang sudah direnovasi di dekat perempatan. Masjid tersebut diganti menggunakan kayu jati Tiang peyangga pertama sebelah timur utara dari Sunan Bonang, tiang penyangga kedua sebeah barat barat utara Sunan Gunung Jati, tiang penyangga penyangga ketiga sebelah selatan barat Sunan Kudus, kemudian tiang peyangga keempat sebelah selatan timur Sunan Kali Jaga, dan kuda-kuda atau sarah yang menjadi atap masjid. Akan tetapi perombakan masjid tidak sampai selesai, yang belum sampai membuat bagian dinding karena empat wali tersebut sudah harus pergi ke Demak. Masjid ini sudah melakukan berombakan atau renovasi beberapa kali, tetapi tidak meningalkan keaslian dari masjid tersebut.

Periode Ketiga

Raden Sayyid Kuning memiliki nama asli Ngabdullah Syarif merupakan keturunan Arab. Beliau merupakan ulama dari Cirebon, Jawa Barat. Beliau juga masih memiliki hubungan saudara  dengan salah seorang Wali Sanga, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Di Cirebon beliau belajar kepada Sunan Drajat, setelah lama mengaji, ia mempunyai keinginan untuk pergi ke Purwokerto, dan keesokan harinya ia memutuskan untuk pergi ke Purwokerto. Beliau tiba di Purwokerto tepatnya di daerah Karang lewas. Beliau datang ke Purwokerto dengan tujuan untuk menyebarkan agama islam dan disinilah beliau bertemu dengan Kyai Arsayuda menantu Arsantaka, Syekh Mahdum Wali dan Syekh Mahdum Umar, mereka bersama-sama dalam menyebarkan agama islam dan Raden Sayyid Kuning melanjutkan dakwahya ke Kadipaten Onje (Kabupaten Purbalingga sekarang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun