Penulis: Maratul Sholekhah dan Dr. M. Rohmadi, M. Hum.
Menjadi seorang guru bukan perkara yang mudah. Ketika para orang tua mempercayakan anak-anak mereka kepada para guru. Saat itulah peran ganda dimulai, tidak hanya mengajarkan tentang pelajaran, seorang guru juga berperan dalam membentuk karakter peserta didiknya. Inilah alasan banyak yang menganggap bahwa guru adalah orang tua kedua kita setelah ayah dan ibu di rumah, dan orang tua kandung saat kita berada di sekolah, karena kasih sayang yang mereka limpahkan untuk para peserta didiknya hampir setara dengan kasih sayang orang tua di rumah.Â
Guru merupakan pekerjaan yang sulit. Berbagai problema dan tekanan yang dipusatkan pada guru seperti keinginan pemerintah pada guru untuk bisa mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul dan belum lagi perubahan-perubahan aturan yang mewajibkan guru untuk tidak boleh tertinggal. Padahal disisi lain pemerintah belum memberikan fasilitas layak bagi para guru. Tekanan dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi unggulan padahal sang anak memiliki keinginan belajar yang rendah. Bagi mereka yang bertahan menjadi seorang guru adalah mereka orang-orang yang hebat. Bapak ibu guru yang mengabadikan hidupnya untuk mencerdaskan peserta didik.
Dewasa ini mengajarkan saya tentang betapa sulitnya pekerjaan guru, namun itulah yang membuat saya ingin menjadi salah satu guru di Indonesia. Guru-guruku yang dulu waktu kecil kata-kata lelah mereka hanya kuanggap sebagai omong kosong dan saya anggap pekerjaan yang mudah tidak sesulit menjadi dokter. Sekarang saya sadar bahwa menjadi mereka benar-benar melelahkan, dan saya sadar bahwa saya ingin menjadi mereka. Mengabadikan diri untuk membuat peserta didik memiliki kehidupan yang lebih baik. Terima kasih kepada bapak ibu guru di dunia, yang telah menemani masa belajar dan mendampingi membuka dunia kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H