Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) meluncurkan kebijakan strategis yang mengedepankan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Kebijakan ini, yang diprakarsai oleh Prof. Mu'ti, bertujuan memperkuat program penguatan karakter anak Indonesia sebagai salah satu pilar penting dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul di masa depan.
Untuk mewujudkan visi besar "Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045" yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, KementerianKebiasaan-kebiasaan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi perkembangan anak, tetapi juga untuk membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai tujuh kebiasaan tersebut yang dapat menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bangun Pagi
Bangun pagi adalah kebiasaan yang memiliki dampak besar pada ritme sirkadian tubuh anak. Dr. Matthew Walker, seorang ahli neuroscience, mengungkapkan bahwa dengan bangun lebih pagi, tubuh anak dapat mengatur ulang energi secara optimal, memungkinkan mereka memulai hari dengan semangat. Kebiasaan ini membantu mereka mengembangkan disiplin dan mempersiapkan diri secara fisik dan mental, memberikan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan hidup mereka.
Pentingnya kebiasaan ini terletak pada cara anak mengatur waktu mereka di pagi hari. Saat mereka bangun lebih awal, mereka memiliki waktu lebih banyak untuk merencanakan hari mereka, meningkatkan fokus, dan menjaga kestabilan emosi. Pada akhirnya, bangun pagi menjadi langkah pertama menuju kesuksesan yang lebih besar.
Motivasi untuk menerapkan kebiasaan ini adalah memulai hari dengan semangat baru. Bangun pagi bukan hanya tentang disiplin waktu, tetapi juga tentang menciptakan momentum yang dapat membawa anak-anak lebih dekat pada cita-cita mereka. Tantangannya adalah melawan godaan untuk terus tidur, namun dengan keteguhan hati, anak dapat merasakan manfaatnya dalam jangka panjang.
2. Beribadah
Beribadah secara rutin membentuk karakter anak dengan menanamkan nilai-nilai moral dan religius yang dapat membimbing mereka dalam kehidupan. Prof. Thomas Lickona, seorang psikolog pendidikan, menekankan pentingnya spiritualitas dalam pembentukan karakter. Melalui beribadah, anak belajar untuk menghargai kehidupan, serta mengembangkan rasa empati terhadap orang lain.
Kebiasaan beribadah tidak hanya mengajarkan kewajiban, tetapi juga menciptakan individu yang memiliki hati yang penuh kasih dan perhatian terhadap sesama. Beribadah menjadikan anak lebih mengenal diri mereka sendiri, memperkuat mentalitas positif, dan membentuk fondasi moral yang akan memandu setiap keputusan dalam hidup mereka.
Pentingnya beribadah adalah untuk menumbuhkan kedamaian dalam diri dan rasa syukur atas kehidupan yang diberikan. Berdoa memberikan kekuatan batin yang tak ternilai, yang membantu anak untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijak dan penuh percaya diri. Tantangannya adalah menjadikan beribadah sebagai bagian dari rutinitas, namun dengan ketekunan, anak dapat merasakan perubahan positif dalam hidup mereka.
3. Berolahraga