Pendidikan musik memiliki keunikan tersendiri. Ia tidak hanya tentang keterampilan teknis memainkan alat musik tetapi juga melibatkan ekspresi, kreativitas, dan pemahaman harmoni. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, penerapan Kurikulum Merdeka membuka ruang yang luas bagi pendekatan diferensiasi pembelajaran, di mana setiap murid diberdayakan sesuai tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar mereka.
Sebagai seorang pendidik, saya berkesempatan mendalami konsep ini sejak tahun 2018, saat menjabat sebagai Kepala SMP sekaligus mengajar musik. Salah satu pengalaman yang membekas adalah ketika saya mengajak murid kelas 8 belajar progresi akord gitar. Dengan metode diferensiasi, pembelajaran ini mampu memberikan hasil yang luar biasa, termasuk penampilan pentas yang memukau. Pengalaman ini menginspirasi saya untuk terus menggali potensi murid melalui pendekatan yang personal dan fleksibel.
Apa Itu Diferensiasi Pembelajaran?
Diferensiasi pembelajaran adalah strategi pengajaran yang menyesuaikan proses belajar sesuai kebutuhan, tingkat kesiapan, dan kemampuan individu murid. Dalam konteks pembelajaran musik, ini berarti memberikan pengalaman belajar yang relevan untuk pemula, menengah, dan mahir, tanpa membandingkan satu murid dengan yang lain.
Pendekatan ini penting karena setiap murid memiliki ritme belajarnya sendiri. Ada yang membutuhkan langkah kecil dan bimbingan intensif, sementara yang lain lebih cepat beradaptasi dengan tantangan yang lebih kompleks.
Progresi Akord Gitar: Studi Kasus Diferensiasi di Kelas Musik
Dalam pembelajaran progresi akord gitar, saya membagi murid ke dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat kesiapan mereka: pemula, menengah, dan mahir. Berikut adalah pendekatan dan metode yang saya gunakan untuk masing-masing kelompok:
Pemula
Pendekatan yang saya terapkan adalah scaffolding, di mana murid belajar akord dasar seperti C, G, Am, dan F. Mereka diberi waktu untuk mempelajari posisi jari yang benar dengan menggunakan diagram akord. Metode ini melibatkan demonstrasi langsung dan latihan pengulangan. Asesmen dilakukan melalui observasi individu dan checklist sederhana untuk memantau perkembangan.Menengah
Untuk murid dengan kemampuan menengah, fokusnya adalah pada kolaborasi. Mereka belajar bermain progresi sederhana dalam kelompok kecil, seperti C-G-Am-F, sambil memperhatikan transisi antar-akord. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok dan praktik terarah, di mana mereka saling berbagi teknik dan mendukung satu sama lain. Asesmen dilakukan menggunakan rubrik kolaborasi dan tes praktik.Mahir
Murid yang sudah mahir diberi kebebasan untuk mengeksplorasi progresi akord yang lebih kompleks. Pendekatan yang digunakan adalah eksplorasi dan improvisasi. Mereka diminta membuat progresi baru, memainkan gaya berbeda, atau menganalisis lagu. Penilaian dilakukan berdasarkan performa dan refleksi kreatif, yang memungkinkan mereka mengevaluasi perjalanan belajar mereka sendiri.
Keberhasilan Pendekatan Diferensiasi
Hasil dari penerapan metode ini sangat menggembirakan. Murid yang awalnya merasa tidak percaya diri berhasil tampil memukau di atas panggung. Pendekatan diferensiasi memungkinkan setiap murid merasakan keberhasilan sesuai tingkat kemampuan mereka, sehingga meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri.
Sebagai pendidik, melihat murid tumbuh melalui pengalaman belajar yang relevan dan personal adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Ini juga menjadi bukti bahwa pembelajaran musik dapat menjadi sarana untuk menggali potensi setiap individu.
Tips untuk Menerapkan Diferensiasi Pembelajaran
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diikuti oleh guru untuk menerapkan diferensiasi pembelajaran dalam kelas musik: